Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelang Era New Normal, Bagaimana Popularitas Jamu?

Reporter

Dari kiri: segelas jamu beras kencur, air jahe, jamu kunyit, jamu daun sirih dan daun sambiloto. TEMPO/Subekti.
Dari kiri: segelas jamu beras kencur, air jahe, jamu kunyit, jamu daun sirih dan daun sambiloto. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Racikan jamu mulai dari kunyit asam hingga empon-empon begitu populer seiring pandemi COVID-19. Salah satunya untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.

Namun, memasuki masa new normal benarkah jamu tak lagi diminati masyarakat? Dari sisi permintaan, salah satu produsen jamu, Retno Hemawati, yang mengusung label Sejiwa, mengatakan jumlah pesanan jamu justru meningkat, ditambah varian lain, macam jeruk nipis madu dan telang nipis, belakangan ini.

Pesanan untuk esok hari di kawasan Bekasi saja sudah melebihi 25 botol atau sedikit melebihi permintaan dua bulan terakhir. Menurutnya, sama seperti saat Ramadan, pembelinya memilih varian racikan bahan alami yang menyegarkan.

"Peningkatan di bulan pertama dalam dua bulan terakhir sebelum Ramadan. Untuk kunyit asam dan empon-empon masing-masing bisa tembus sampai 20-an per hari. Ini sudah mulai naik lagi," kata Retno.

Sementara itu, dari sudut konsumen, beberapa orang mengaku masih rutin mengonsumsi jamu hingga hari ini. Ita Purnamasari, salah satunya. Pegawai di KLHK ini menuturkan masih rajin mengonsumsi kunyit asam, beras kencur, dan terkadang racikan daun sirih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Agar nafsu makan baik dan haidnya lancar, tidak berbau," tuturnya, yang sudah sejak setahun lalu meminum jamu.

Pakar kesehatan dan salah satu Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, pernah mengatakan jamu memiliki sejumlah manfaat untuk tubuh, antara lain menguatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan kadar lemak tubuh.

"Sebenarnya hampir semuanya bagus. Intinya, jamu banyak mengandung zat antioksidan, penguat sistem imun, mengurangi peradangan di tubuh, mengurangi kadar lemak, menstabilkan tekanan darah. Jamu kunyit asam, beras kencur bagus, sereh sama lemon bagus," katanya.

Empon-empon misalnya, bagus untuk kesehatan karena sifat antioksidan di dalamnya dan membuat metabolisme tubuh lebih efisien. Kemudian, jahe bisa mengurangi pegal-pegal, mencegah mual, dan perut kembung.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


5 Jenis Jamu, Bahan dan Manfaatnya

20 Maret 2023

Ilustrasi bahan dasar pembuatan jamu. TEMPO/Subekti.
5 Jenis Jamu, Bahan dan Manfaatnya

Minum jamu dipercaya kebiasaan yang sudah ada pada masa kerajaan Hindu dan Buddha


Asal-usul Jamu, Bahan dan Berbagai Jenis Ramuannya

27 Februari 2023

ilustrasi jamu (pixabay.com)
Asal-usul Jamu, Bahan dan Berbagai Jenis Ramuannya

Jamu bersumber dari berbagai bahan alami tanaman yang berkhasiat sebagai obat


Mengenal 3 Jenis Jamu yang Perlu Anda Ketahui

1 Februari 2023

ilustrasi jamu (pixabay.com)
Mengenal 3 Jenis Jamu yang Perlu Anda Ketahui

Jamu adalah obat tradisional yang dibuat degan bahan akar, bahan hewan, bunga, kulit kayu, dan daun.


Apakah Bayi Boleh Minum Jamu? Simak Penjelasan Berikut

30 Januari 2023

Ilustrasi bayi menguap. Foto: Unsplash.com/Minnie Zhou
Apakah Bayi Boleh Minum Jamu? Simak Penjelasan Berikut

Sejatinya anak-anak diperbolehkan konsumsi jamu atau obat herbal tetapi dengan memperhatikan sejumlah syarat. Bagaimana dengan bayi?


Viral Bayi 54 Hari Meninggal Usai Minum Jamu, Apa Kata Dokter Pengembang Herbal?

20 Januari 2023

Ilustrasi bayi. freepik.com
Viral Bayi 54 Hari Meninggal Usai Minum Jamu, Apa Kata Dokter Pengembang Herbal?

Bayi berumur di bawah enam bulan semestinya hanya diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif atau susu formula.


Cara Pertama Kali Perkenalkan Jamu pada Anak

20 Januari 2023

Ilustrasi bayi minum susu botol. Getty Images
Cara Pertama Kali Perkenalkan Jamu pada Anak

Pakar menyarankan cara memperkenalkan jamu pada anak untuk kali pertama dengan mencampurnya dengan makanan.


Dokter Tidak Sarankan Bayi Diberi Jamu

19 Januari 2023

ilustrasi jamu (pixabay.com)
Dokter Tidak Sarankan Bayi Diberi Jamu

Dokter ingatkan masyarakat agar tak sembarangan meracik jamu dan obat herbal.


Minum Jamu Tak Selalu Pahit, Datang ke Kafe Jamu Sukoharjo

20 September 2022

Seorang karyawan saat peracik minuman jamu melayani pengunjung, di Kafe Jamu Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Minggu,18 September 2022. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Minum Jamu Tak Selalu Pahit, Datang ke Kafe Jamu Sukoharjo

Kafe jamu ini tak hanya menyasar pelanggan kalangan orang tua, tapi juga anak muda.


Volkswagen Siapkan New Normal untuk Mengatasi Krisis Semikonduktor

20 September 2022

Logo baru Volkswagen. (VW/Antara)
Volkswagen Siapkan New Normal untuk Mengatasi Krisis Semikonduktor

Volkswagen tak melihat bahwa krisis chip semikonduktor akan berakhir pada 2023. Strategi baru disiapkan untuk mengatasi produksi.


Dosen Jamu Penerima Sarwono Award 2022: Saya Kira Telepon Abal-abal

24 Agustus 2022

Guru Besar di Program Studi Teknologi Pangan IPB, Hanny Wijaya. FOTO/Video/Youtube
Dosen Jamu Penerima Sarwono Award 2022: Saya Kira Telepon Abal-abal

Tak pernah mimpikan terima Sarwono Award, Profesor Hanny Wijaya justru yakin akan lahir peraih Nobel dari Indonesia.