TEMPO.CO, Jakarta - Wabah corona memberikan banyak sekali pengalaman yang berbeda untuk semua orang, khususnya para tenaga kesehatan yang bertugas di Wisma Kemayoran, rumah sakit darurat COVID-19, sejak tanggal 23 Maret 2020. Beberapa dokter yang sempat bertugas di Wisma Atlet adala Debryna Dewi Lumanauw dan Zainah Fitriah.
Debryna bercerita salah satu pengalaman yang dia sangat ingat ketika menjadi dokter relawan medis di Wisma Atlet adalah saat ia menyemangati pasien yang terinfeksi corona. Saat itu, Debryna dan para dokter lain harus melakukan olahraga di salah satu menara di Wisma Atlet. Beberapa kelompok pasien corona pun harus melakukan olah tubuh di waktu yang sama, namun di tower yang berbeda. "Kami saling berteriak memberikan semangat olahraga. Saat berjauhan itu lah mereka melihat saya dalam wujud asli. Biasanya mereka hanya bisa mendengar suara saya karena kami menggunakan alat pelindung diri," katanya pada talkshow: Inovasi dan Daya Tahan Tubuh Menghadapi Era New Normal oleh Dexa Group secara daring pada 17 Juni 2020.
Relawan medis Zainah memiliki cerita lain lagi. Salah satu pengalaman yang diingatnya adalah ketika ia tidak sadar alat pelindung diri jenis Hazmat yang dikenakannya sobek. Zainah bercerita, saat itu, ia bertugas menjaga ruangan pasien yang berada di beberapa lantai berbeda. Saat sedang bekerja, tiba-tiba ada pasien yang mengingatkan bahwa baju yang Zainah kenakan ternyata sobek. "Sepertinya tersangkut, karena saya mobile terus," kata Zainah yang sempat kaget dan sangat khawatir mengalami penularan virus corona. Ia terpaksa menutup lubang di baju Hazmatnya dengan plester di sisa hari itu.
Zainah menambahkan bahwa pengalaman sebulan menjadi relawan medis di Wisma Atlet membuatnya semakin merasakan makna Bhineka Tunggal Ika. Ia bertemu dengan sesama dokter dan relawan serta pasien dengan profesi dan adat istiadat yang beragam, namun tetap kompak. Mereka pun terus bersama melakukan berbagai kegiatan sehingga Zaina merasa kelompok itu sudah seperti hubungan adik dan kakak. "Tujuan kami semua sama, yaitu redakan pandemi corona ini. Bhineka Tungga Ika itu terasa sekali," katanya.
Para dokter ini terus mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan imunitas masing-masing. Zaina berharap masyarakat Indonesia bisa sedisiplin salah satu pasien asal Jepang yang sempat ia rawat di Wisma Atlet saat itu. Zaina mengatakan pasien asal Jepang yang ia tangani terus mengingatkan agar para pasien tidak tidur larut malam. Saat pagi pun pasien Jepang itu paling semangat ketika diminta untuk melakukan olahraga. Tidak lupa pula si pasien asal negeri sakura itu mengingatkan agar kawan-kawannya ikut banyak minum air putih, makan sayur dan buah, serta aktif konsumsi suplemen. "Dia benar-benar punya disiplin tinggi dan sangat aktif," kata Zaina.
Dexa Group melaksanakan Dexa Award Science Scholarship 2020 secara daring bertema 'Inovasi Untuk Bangsa'. Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno menyampaikan bahwa sains adalah dasar manusia bertumbuh. Sulit sekali membayangkan di masa depan tanpa sains dan inovasi. Karena itulah Dexa Award Science Scholarship ini diselenggarakan untuk mendukung peningkatan inovasi di sektor farmasi dan kesehatan.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengemukakan bahwa era baru menjadi peluang untuk menciptakan riset dan inovasi yang mendukung Indonesia maju dan mandiri terutama di sektor kesehatan. “Selama masa ini, riset vaksin dan pengobatan COVID-19 yang efektif akan terus kita kembangkan. Di sinilah saintis sebagai harapan bangsa dapat berkontribusi melalui perkembangan riset dan penelitian yang bermanfaat untuk mencapai kemandirian bangsa agar kita tidak terus menerus bergantung pada produk impor,” kata Bambang.
Bambang pun mengingatkan bahwa Indonesia akan butuh banyak peneliti, inovator, dan orang-orang yang mau menciptakan solusi untuk tantangan bangsa di masa depan. “Mari kita gunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk berkontribusi bagi negara kita. Anda sebagai penerus bangsa di bidang penelitian, memegang peranan penting untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan mandiri, terutama di sektor kesehatan. Masa depan bangsa di tangan para generasi muda untuk mencapai Indonesia emas 2045,” katanya.