TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kondisi pandemi, komunitas program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia, Sabang Merauke, mengajak 100 pelajar SMP dari seluruh Indonesia untuk mengenal toleransi lewat program Belajar Online Bareng Sabang Merauke 2020 (BOBA SM 2020). Kelas daring yang baru pertama kali dilakukan Sabang Merauke ini adalah bentuk konsistensi Sabang Merauke selama delapan tahun terakhir untuk menyuarakan nilai toleransi, pendidikan, dan keindonesiaan.
Dalam periode pendaftaran dari tanggal 26 Mei 2020 hingga 5 Juni 2020, jumlah pendaftar program BOBA SM 2020 mencapai jumlah 800 pelajar. Program ini memang secara khusus ditujukan bagi pelajar siswa-siswi SMP Negeri/Swasta dan sederajat dari seluruh Indonesia. Setelah melalui seleksi yang cukup ketat, 100 pelajar terbaik dinyatakan berkesempatan untuk mengikuti program. Para peserta terpilih berasal dari Pulau Sumatera (13 pelajar), Pulau Jawa (70 pelajar), Pulau Kalimantan (3 pelajar), Pulau Bali dan Nusa Tenggara Timur (4 pelajar), Pulau Sulawesi (6 pelajar), Pulau Maluku dan Papua (4 pelajar).
Winni Rulianti, Managing Director Sabang Merauke menyebutkan para pelajar SMP ini akan diperkenalkan dengan keberagaman dan toleransi melalui kelas daring mulai 29 Juni – 11 Juli 2020. Para peserta akan mendapatkan materi dari beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya.
Salah satu fokus dari Sabang Merauke adalah memastikan bahwa materi-materi harus dibungkus dengan kemasan yang kreatif agar sesuai dengan perkembangan usia siswa-siswi SMP. Salah satunya dengan mengundang Gerald Sebastian, founder platform ‘Kok-Bisa?’ yang akan berbagi tentang cara pengaplikasian berpikir kritis melalui karya nyata, dalam hal ini video ilustrasi digital yang seru dan edukatif.
Secara khusus, Winni menyebutkan bahwa para peserta program BOBA SM 2020 akan dibekali dengan kemampuan untuk berempati dan berpikir kritis, terutama untuk melindungi diri dari berita hoaks. Beberapa materi yang akan diajarkan adalah mengenai keberagaman dalam beragama, 12 nilai perdamaian, dan juga teknik berpikir kritis untuk menangkal hoaks. Materi-materi tersebut akan diberikan dalam delapan kelas daring setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu. “Kami berharap program BOBA SM 2020 dapat menjadi pengalaman belajar yang berguna dan menarik bagi teman-teman SMP sambil mengisi liburan sekolahnya di tengah pandemi ini,” ujar Winni dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 29 Juni 2020.
Baca Juga: