TEMPO.CO, Jakarta - Gejala depresi mahasiswa lebih tinggi dari wartawan juga tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Studi terbaru dari tim peneliti lintas fakultas di Universitas Padjadjaran (Unpad) menyatakan gejala depresi pada mahasiswa mencapai 47 persen, wartawan 45 persen, sementara tenaga kesehatan 28 persen.
Tim peneliti itu berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Klinik Kesehatan, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad. Survei dengan kuisioner itu dilakukan pada 2-10 April 2020 atau sebulan setelah muncul kasus positif di Indonesia. Anggota tim riset Adiatma Yudistira Manogar Siregar penelitian ini menggunakan instrumen Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESD)-10 dengan sepuluh pertanyaan seputar kondisi psikis responden.
Riset menyasar tiga kalangan, yaitu 1.465 responden kelompok mahasiswa, 565 responden tenaga kesehatan, dan 98 responden wartawan dari berbagai wilayah di Indonesia. “Survei kami mendata responden yang mempunyai gejala depresi tapi belum tentu sampai tingkat menderita depresi,” ujar Adiatma, Selasa, 21 Juli 2020.
Sebagian mahasiswa mengaku khawatir dengan kejadian wabah dan merasa pesimistik dengan masa depan. Selain itu hampir 60 persen mahasiswa menilai media sosial mengakibatkan kecemasan. Sikap seperti itu ditambah pembatasan fisik menurut tim memunculkan gejala depresi pada mahasiswa.
Pada kalangan wartawan misalnya yang masih keluar rumah untuk meliput berita cenderung lebih banyak yang mengalami gejala depresi daripada yang tidak keluar rumah. Faktor lain terkait status karyawan tetap dan yang tidak tetap. Sementara di kalangan tenaga kesehatan, gejala depresi lebih banyak ditemukan pada yang pernah kontak dan menangani pasien Covid-19.
Tim riset menyatakan pembatasan fisik dan sosial sebagai cara mengurangi penyebaran Covid-19 berdampak sosial yang terkait dengan gangguan mental-emosional, kerentanan nutrisi, finansial, kesehatan fisik, dan gangguan psikososial lainnya.
Bebeberapa rekomendasi tim riset bagi orang dengan gejala depresi akibat pandemi Covid-19 seperti menerapkan manajemen stres, mengistirahatkan fisik dan mental, dan mendapat dukungan dari pemerintah, tempat kerja, dan keluarga.
ANWAR SISWADI