TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal munculnya Covid-19 di Tanah Air, hampir enam bulan lamanya pelajar menempuh pendidikan di rumah. Tentunya, ini bukanlah suatu hal yang mudah sebab selain harus beradaptasi dengan sistem belajar tanpa pertemuan langsung, anak-anak juga dituntut untuk memahami penggunaan teknologi.
Orang tua pun diharapkan bisa mendampingi agar anak bisa melewati masa sulit ini dengan baik. Dalam merealisasikan hal tersebut, praktisi pendidikan dan komunikasi Vivid Fitri Argarini pun membagikan berbagai tips.
Menurutnya, hal pertama yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah cara berkomunikasi dengan anak. Komunikasi sendiri dibagi menjadi dua. Pertama ialah memahami beban dan emosi anak, kedua barulah diajak untuk berdiskusi.
“Engaging communication itu sangat penting. Jadi, pertama kita melakukan observasi sambil memahami apa yang dirasakan anak selama belajar di rumah. Setelah itu, barulah melakukan pendekatan lewat metode proper manners,” katanya dalam webinar pada 27 Agustus 2020.
Metode proper manners ini berhubungan dengan komunikasi bersama anak lewat mempraktikkan sikap asertif.
“Kalau kita sudah memperhatikan sikap anak, ini saatnya untuk membangun komunikasi agar anak dan orang tua merasa terkait antara satu dan lainnya. Tapi, jangan lupa untuk tetap menjaga dan menghargai perasaan anak,” ujarnya.
Vivid pun memberikan contoh kasus. Misalnya, ditemukan anak yang mengalami masalah dalam proses pembelajarannya, bagaimana sikap orang tua? Tentunya ialah dengan menawarkan bantuan, namun dengan cara tersirat sehingga tidak menyinggung anak.
“Kalau kita observasi anak kelihatannya kesusahan mengerjakan tugas, jangan langsung tanya ‘Mama papa bisa bantu apa?’ tapi yang benar ‘Kakak bisa mengerjakan semua? Mama papa lihat boleh?’ Jadi diperhatikan, dibangun dulu bondingnya, baru menawarkan bantuan,” jelasnya.
Vivid juga menyebutkan contoh lain. Ia menjelaskan anak tentu ada kalanya mengalami rasa bosan di tengah proses belajar dari rumah. Sebagai orang tua, Anda pun dituntut untuk membuat kegiatan tersebut lebih menyenangkan.
“Kita bisa menawarkan 'Kakak mau coba belajar di luar rumah?' sehingga menciptakan suasana baru. Relaxing dengan tetap memasukkan unsur pelajaran juga bisa dilakukan. Misalnya, lewat membaca dongeng atau bermain bersama sambil menyisipkan pesan tersirat dari pelajaran anak,” tuturnya.