Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Tiger Parenting: Pola Asuh Anak yang Cenderung Otoriter

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah tiger parenting pertama kali dipopulerkan oleh Amy Chua dalam bukunya yang berjudul Battle Hymn of the Tiger Mother. Chua adalah seorang berkebangsaan Tiongkok dan merupakan profesor hukum di Sekolah Hukum Yale, Amerika Serikat.

Tiger parenting sendiri merupakan cara mendidik anak yang cenderung otoriter, keras, dan dimaksudkan agar anak mencapai kesuksesan pada umumnya secara akademis. Dalam bukunya, Chua menuliskan mengenai praktik tiger parenting yang ia terapkan kepada anak-anaknya. Cara mendidik ini tidak memberikan ruang bagi anak untuk bersantai karena orang tua menuntut agar anak fokus pada pendidikannya.

Orang tua yang menerapkan tiger parenting percaya bahwa metode ini dapat membantu anak untuk menyusun masa depan yang gemilang. Orang tua akan menargetkan anak untuk mencapai nilai tertentu dengan cara mendorong anak untuk terus belajar, bahkan melarang mereka bermain. 

Menurut laman Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UNHAMKA), metode parenting ini jelas bertentangan dengan kesejahteraan psikologis anak. Di satu sisi, metode ini menerapkan pola asuh otoriter yang ekstrem dan membebani anak. Di lain sisi, metode ini juga menerapkan pola asuh asertif yang mendukung potensi anak.

Tiger parenting dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional anak. Dikutip dari laman Verywell Family, anak yang dibesarkan dengan metode ini memiliki masalah kepercayaan diri akibat ekspektasi dan tuntutan yang diberikan kepadanya. Selain itu, tiger parenting tidak dianggap sehat karena tolak ukur kesuksesan anak bukan hanya prestasi akademis semata, melainkan juga kemampuan non-akademis lainnya.

Anak mungkin akan mencapai prestasi akademis yang cemerlang sejak dini jika orang tua menetapkan metode ini. Namun, ada aspek lain yang harus dikorbankan, terutama kondisi psikologis dan sosial anak. "Pola asuh yang ideal adalah yang sensitif dan responsif," tulis Dewi Nurhidayah dikutip Tempo dari laman Fakultas Psikologi UNHAMKA, Sabtu, 6 Februari 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Metode mengasuh anak yang optimal harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Anda dapat mendorong anak Anda untuk meraih prestasi dan mencapai kesuksesan tanpa harus membuat mereka bergantung pada persetujuan Anda.

Metode tiger parenting harus diwaspadai oleh pasangan yang hendak memiliki anak karena mengasuhnya tidak sama seperti mengasuh anak harimau. Kasih sayang adalah salah komponen terpenting dalam sebuah keluarga, sehingga penting bagi anak untuk dapat merasakannya pula dari orang tua.

DINA OKTAFERIA

Baca juga: Tiga Langkah Menerapkan Co-Parenting di Masa Awal Perceraian

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pikirkan Hal Ini Masak-masak bila Ingin Balikan dengan Mantan

2 hari lalu

Ilustrasi putus cinta. shutterstock.com
Pikirkan Hal Ini Masak-masak bila Ingin Balikan dengan Mantan

Balikan dengan mantan adalah ide buruk dalam hubungan karena berpotensi gagal lagi dan sakit hati yang sama akan terulang.


10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

7 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan jenuh. Shutterstock
1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

Pasangan selalu menunda tanggal pernikahan tanpa sebab yang jelas meski sudah lama berhubungan. Berikut 10 sinyal ia enggan menikah.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

8 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

10 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

11 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

12 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

Jika Anda kesulitan bersikap terbuka kepada pasangan karena berbagai alasan, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan


Akademisi UI Jadi Pengamat Ahli Independen Pilpres Rusia

12 hari lalu

Akademisi Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati. (ANTARA/Foto: dok pribadi)
Akademisi UI Jadi Pengamat Ahli Independen Pilpres Rusia

Akademisi Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menjadi pengamat ahli independen untuk Pemilu Presiden Rusia.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.