TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri atau diputus hubungan kerja selama pandemi Covid-19. Mereka pun mencari prospek kerja yang lebih baik, karir sesuai yang disukai, mempertimbangkan kondisi atau cara kerja, dan lainnya.
Anthony Klots, profesor manajemen di Texas A&M, mengatakan fenomena ini disebut sebagai The Great Resignation atau Big Quit, yakni pengunduran diri besar-besaran sebagai tren meluas dari sejumlah besar pekerja yang meninggalkan pekerjaan selama pandemi Covid-19. Para pekerja kini mulai mempertimbangkan kesehatan mental.
Berdasarkan data JobStreet Jobs report, 50 persen karyawan yang bekerja dari rumah (WFH) bekerja lebih lama. Namun, perlu diketahui juga, menurut data JobStreet di 2021, jumlah lowongan kerja meningkat 31 persen setiap bulan dan jumlah lamaran kerja meningkat sebesar 89 persen.
Jobstreet juga merangkum industri yang mengalami pengunduran diri terbanyak, yakni di sektor kesehatan dan teknologi. Peningkatan terjadi pada lowongan industri kesehatan sebesar 45 persen dan 66 persen pada pencarian kerja di pemasaran digital.
Lalu, bagaimana tips yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam menghadapi hal ini dengan mempertimbangkan digitalisasi di masa pandemi? Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan, dilansir dari berbagai sumber.
Memperluas opsi kerja jarak jauh
Dilansir dari Linkedin, para karyawan membuktikan mereka tidak perlu berada di kantor untuk menjadi produktif. Di lain sisi, beberapa kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi. Data yang ditemukan dari McKinsey mengatakan sebesar 90 persen responden yang mengambil pekerjaan baru di kota-kota baru karena banyak perusahaan yang mengizinkan pekerjaan jarak jauh. Untuk hal ini, Anda dapat mencoba memperluas opsi kerja jarak jauh secara adil. Anda dapat membuat kebijakan yang luas dan setara.
Berikan pelatihan kerja hybrid, terutama untuk bersosialisasi
Pergeseran budaya menjadi penting untuk mendukung cara kerja yang baru. Pelatihan ini perlu dilakukan untuk menghindari perasaan terisolasi dan dilupakan ketika rekan-rekan kembali ke kantor. Anda dapat melatih manajer untuk memimpin tim hybrid secara efektif. Contohnya Google yang memiliki ruang rapat dengan layar besar untuk menampung pekerja jarak jauh maupun rekan kerja.
Evaluasi beban pekerjaan para karyawan
Anda dapat memeriksa secara teratur beban kerja tim. Anda dapat memeriksanya secara berkala dan distribusikan kepada karyawan dengan beban kerja yang tidak terlalu sibuk.
Memberdayakan pengembangan karir bagi karyawan
Bagi sebagian orang, masa ini mendorong keputusan untuk mengejar karir impian. Menimbang hal ini, Anda dapat melakukan seperti Schneider Electric, di mana karyawan dapat melamar proyek paruh waktu untuk membantu beralih ke peran baru di tim yang berbeda. Anda juga dapat memberikan tanggung jawab yang baru bagi para karyawan untuk menantang mereka dan mempelajari sesuatu yang baru.
Perhatikan kesehatan karyawan dan berikan apresiasi
Perusahaan konsultan Robert Half menemukan 44 persen karyawan lebih banyak kelelahan, 49 persen menyalahkan beban kerja yang lebih berat. Untuk itu, Anda dapat memperhatikan kesehatan mereka. Mozilla, LinkedIn, dan Bumble mencoba mendorong karyawan untuk meluangkan waktu dengan menjadwalkan penutupan perusahaan (shutdown) selama seminggu. Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada karyawan sebagai bentuk Anda menghargai mereka. Anda dapat memberikan bentuk dalam hadiah setiap bulan ataupun apresiasi bagi pekerja dengan kinerja terbaik setiap bulan.
Kesetaraan gaji dan transparansi
Anda dapat mencari tahu apakah ada celah di perusahaan dan ambil tindakan untuk menjembatani hal ini. Anda juga perlu melakukan transparansi agar tidak menimbulkan kecurigaan. Jika tidak ingin mengungkapkan secara spesifik, Anda dapat membagikan kisaran rentang gaji. Hal ini juga menunjukan Anda berkomitmen terhadap ekuitas.
Tips di atas tentu tidak menjamin para karyawan untuk tetap berada di perusahaan. Untuk itu, Anda dapat bertanya kepada karyawan mengenai apa alasan pindah dan yang perlu ditingkatkan oleh perusahaan. Dengan hal tersebut, Anda dapat mencegah karyawan lainnya untuk berpindah.
Baca juga: Karyawan Mundur Massal, Ini yang Perlu Dilakukan Perusahaan