Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)
Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah onkologi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Dr. dr. R. Yohana, Sp.B(K)-Onk, menekankan pentingnya mengenali faktor risiko kanker usus besar sehingga lebih sadar pada gaya hidup sehat dan melakukan pencegahan kanker.

"Yang penting kita mengenali faktor risiko kolorektal yang tidak selalu genetik sehingga perlu membuat aware, yakni dengan menerapkan gaya hidup sehat, melakukan pencegahan, dan skrining awal," katanya

Faktor risiko kanker usus besar salah satunya usia tuadi atas 50 tahun, ada riwayat menderita polip yang terkadang berhubungan dengan genetik, riwayat menderita infeksi usus besar, sehingga terjadi peradangan pada usus yang ditandai sering diare dan masalah pencernaan, riwayat polip atau kanker usus dalam keluarga, faktor genetik, faktor ras serta etnis.

"Kalau sudah ada faktor risiko seperti ini harus awareness-nya tinggi, harus menghubungi dokter kemudian merancang suatu pola. Sayangnya, di kita belum ada konsultan genetik, diatur pola hidupnya, dan kapan melakukan skrining," saran Yohana.

Di sisi lain, ada juga faktor risiko lain, yakni gaya hidup tak sehat, salah satunya satunya terkait konsumsi daging merah dan daging olahan. Yohana mengatakan kedua jenis makanan ini saat sudah dicerna akan menghasilkan suatu zat kimia yang akan merusak struktur dinding usus sehingga sebaiknya konsumsi daging merah dibatasi.

Faktor risiko kanker usus besar lain yakni diet tidak seimbang dan kurang serat, kurang beraktitivias fisik, obesitas, konsumsi rokok dan paparan asap rokok, minum minuman beralkohol berlebihan, menderita penyakit gangguan pencernaan berulang, dan mengalami kondisi diabetes tipe 2.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada prinsipnya, pola makan yang baik, yakni diet seimbang untuk mencapai berat badan seimbang, termasuk memperbanyak konsumsi sayuran dan buah dan diregulasikan dengan olahraga," saran Yohana.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Jawa Barat, Dr. Dradjat R. Suardi, Sp.B(K)-Onk, mengatakan kanker usus besar terjadi akibat perubahan dari sel normal menjadi tak normal di saluran usus besar hingga anus. Kanker dapat tumbuh cepat dan menyebabkan penyakit di organ lain atau metastasis. Menurutnya, kanker usus besar termasuk 10 besar dalam peringkat kanker di Indonesia dan menjadi jenis kanker tertinggi pada laki-laki.

Dia menekankan pentingnya kanker bisa dideteksi dini sehingga apabila ditemukan dini maka tingkat kesembuhan bisa lebih dari 90 persen. Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanegara. Dia mengatakan, dengan peningkatan deteksi dini kanker diharapkan kanker bisa diketahui pada stadium awal.

"70 persen kasus kanker diketahui pada stadium lanjut antara lain karena kurang kesadaran deteksi dini dan gaya hidup termasuk pola makan," jelasnya.

Baca juga: Waspadai Gejala Berikut, Bisa Jadi Kanker Usus Besar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

4 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

9 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

9 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

14 hari lalu

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno. ANTARA/HO-Kemenag
Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

14 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.