Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Kematian Akibat COVID-19 Tak Berkurang karena Vitamin

Reporter

image-gnews
Ilustrasi vitamin, termometer, dan masker. Unsplash/Volodymyr Hryshchenko
Ilustrasi vitamin, termometer, dan masker. Unsplash/Volodymyr Hryshchenko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian baru menunjukkan nutrisi mungkin tidak berperan besar dalam kondisi COVID-19 sehingga para ahli kesehatan menekankan hanya mengandalkannya untuk perlindungan dapat berbahaya. Dalam sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Nutrition, para peneliti dari Universitas Toledo, Amerika Serikat, memeriksa data dari 26 studi berbeda yang berfokus pada peran vitamin, khususnya vitamin C, vitamin D, dan zinc dalam mengobati COVID-19.

Pada akhirnya, mereka menemukan vitamin tidak mengurangi kemungkinan pasien meninggal akibat penyakit tersebut. Residen penyakit dalam di Universitas Toledo, Azizullah Beran, seperti dikutip dari Health, mengatakan banyak orang memiliki kesalahpahaman jika mengonsumsi zinc, vitamin D, atau vitamin C dapat membantu hasil klinis COVID-19. Menurutnya, pendapat ini belum terbukti benar.

Tetapi, tidak berarti vitamin itu buruk atau tidak perlu. Hanya saja, kecuali jika diindikasikan oleh dokter karena kekurangan, zat gizi mikro ini tidak akan membantu dalam mencegah atau mengobati COVID-19. Mikronutrien seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc telah lama disebut-sebut karena khasiatnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan itulah sebabnya pada awal pandemi COVID-19 penyedia layanan kesehatan memandangnya sebagai terapi potensial.

Untuk analisis baru, para peneliti berusaha menentukan seberapa membantu vitamin tersebut dalam mencegah COVID-19 dan melindungi dari penyakit parah dan kematian. Mereka lalu mempelajari 26 studi peer-review berbeda yang melibatkan lebih dari 5.600 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Hasilnya, tidak ada pasien yang menerima suplementasi vitamin C, vitamin D, atau zinc mendapatkan manfaat terkait risiko kematian. Artinya, mereka tidak lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibanding pasien yang tidak menerima suplemen.

"Vitamin tidak akan mencegah kematian akibat COVID-19," kata Behran.

Dari ketiga zat gizi mikro, vitamin D menunjukkan beberapa manfaat bagi pasien COVID-19. Menurut para peneliti, suplementasi vitamin D dikaitkan dengan tingkat intubasi yang lebih rendah dan masa rawat inap yang lebih singkat di antara pasien COVID-19 tetapi diperlukan lebih banyak bukti untuk mendukung temuan tersebut. Alih-alih mencoba melengkapi dengan mikronutrien, para peneliti mengatakan lebih baik fokus pada terapi yang sudah terbukti secara drastis mengurangi insiden penyakit parah dan kematian akibat COVID-19 yakni vaksin.

"Penting untuk memahami mengonsumsi banyak suplemen ini tidak menghasilkan hasil yang lebih baik," ujar profesor kedokteran di Universitas Toledo, Ragheb Assaly.

Menurutnya, pesan penting lain yakni suplemen mikronutrien tidak akan mengimbangi kurangnya vaksinasi atau membuat Anda tidak membutuhkan vaksin. Beran menambahkan kunci dalam memerangi COVID-19 yakni pencegahan daripada pengobatan, antara lain vaksinasi, mempraktikkan jarak fisik dan memakai masker.

Lalu, apakah vitamin pernah membantu untuk COVID-19? Meskipun vitamin jelas tidak terkait dengan penurunan risiko kematian akibat COVID-19, Anda masih membutuhkan banyak nutrisi ini untuk kesehatan tubuh. Kekurangan salah satu dari zat ini dapat berdampak negatif pada kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dalam beberapa hal, tubuh dan sistem kekebalannya seperti mobil. Anda membutuhkan semua bagian yang berfungsi dan dalam kondisi baik," tutur profesor epidemiologi dan nutrisi serta profesor di Sekolah Kedokteran Harvard, Walter Willet.

Satu studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menemukan orang dengan kekurangan vitamin D lebih mungkin mengalami penyakit parah atau kematian akibat COVID-19. Tetapi, para peneliti menyimpulkan studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah dan kapan suplementasi vitamin D pada yang kekurangan dapat berdampak pada hasil klinis.

"Kami tahu orang-orang dengan kadar vitamin D yang rendah mengalami kondisi yang lebih buruk dengan COVID-19 tetapi kami tidak tahu apakah mengonsumsi vitamin D pada saat terpapar akan membuat perbedaan atau tidak," ujar ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Johns Hopkins, Gerard Mullin.

Jadi, mengonsumsi vitamin atau suplemen bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk melindungi diri dari COVID-19 atau meninggal karenanya. Jika akhirnya mengonsumsi suplemen yang tidak diperlukan atau tidak direkomendasikan oleh dokter, Anda malah meningkatkan risiko efek samping atau bahkan keracunan vitamin, kata Willett.

Tetapi, jika kekurangan vitamin apapun berdasarkan diagnosis dokter dari tes darah sederhana, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan suplementasi. Melengkapi vitamin D secara khusus jika kekurangan dapat membantu kesehatan tulang, otot, jantung, dan kekebalan tubuh. Tetapi jika tidak memiliki indikasi medis untuk vitamin, maka vitamin tersebut tidak akan mempengaruhi hasil klinis jika terkena COVID-19, menurut Beran.

Jika curiga kekurangan vitamin apapun, sambil menunggu diagnosis dokter, Anda dapat mempertimbangkan untuk menambah asupan buah, sayuran, dan makanan sehat lain karena suplemen tidak bisa menggantikan pola makan sehat.

Baca juga: Konsumsi Vitamin yang Dianjurkan Dokter

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

23 jam lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil minum cukup air. (dok. Aqua)
Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.


Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

5 hari lalu

Ilustrasi vitamin D. Foto : Shutterstock
Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.


Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

7 hari lalu

Threadlift dapat mengencangkan kulit wajah yang kendur dan meremajakan kulit serta merangsang produksi kolagen/Foto: Doc. Derma Express
Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

8 hari lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?