TEMPO.CO, Jakarta - Intertrigo kondisi ruam kemerahan yang muncul di lipatan kulit. Ruam ini muncul di ketiak, payudara, paha, pangkal paha, jari kaki. Ruam ini terjadi akibat gesekan kulit yang menyebabkan gatal dan nyeri, tapi tidak menular.
Mengutip Healthline, intertrigo ditandai dengan munculnya bercak kemerahan, benjolan kecil, maupun bintik di lipatan kulit. Terkadang selain gatal, ruam intertrigo juga menimbulkan sensasi panas dan perih.
Penyebab intertrigo
Jika terus dibiarkan tanpa penanganan intertrigo akan cepat meradang, mengakibatkan kulit pecah-pecah, berdarah, mengeluarkan cairan, mengeras, maupun bersisik. Orang yang memilkii infeksi akibat bakteri, jamur, atau ragi, intertrigo bisa lebih meradang juga menimbulkan bau tidak sedap.
Merujuk DermNet NZ, intertrigo juga dipengaruhi beberapa faktor. Intertrigo muncul di bagian tubuh yang lipatan kulitnya cenderung bersuhu tinggi. Tubuh lembap dan berkeringat tak bisa menguap karena penyumbatan (oklusi) juga termasuk penyebabnya. Intertrigo makin parah dipicu gesekan di lipatan kulit. Intertrigo juga rentan dipengaruhi lingkungan yang panas dan lembap.
Intertrigo juga rentan dialami orang yang memiliki riwayat diabetes. Orang yang aktif merokok dan mengonsumsi alkohol. Infeksi mikroorganisme yang menetap di lipatan kulit, termasuk corynebacterium, bakteri, dan ragi.
Kapan harus bertemu dokter?
Merujuk Cleveland Clinic, segera berkonsultasi dengan dokter apabila memiliki ruam di kulit terlalu lama tidak hilang atau makin memburuk. Banyak jenis ruam dengan gejala mirip, sehingga penanganan membutuhkan pemeriksaan yang tepat dari dokter.
Apabila gejala intertrigo mengalami infeksi, yakni ruam muncul berbau tak sedap tergolong kondisi yang perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Sebab, intertrigo dengan infeksi membutuhkan perawatan dan penanganan medis agar bisa sembuh.
Mengutip Medicine Net, terdapat beberapa penyakit lain yang menyerupai intertrigo, ini termasuk pemfigus familial, hidradenitis suppurativa, psoriasis, impetigo staphylococcus atau streptokokus, dan dermatitis seboroik.
Merujuk keterangan Primary Care Dermatology Society (PCDS) intertrigo berkemungkinan lebih rentan dialami orang yang obesitas, bayi (karena lehernya masih pendek dan kulit berlipat), inkontinensia urine dan feses, hiperhidrosis, diabetes, kebersihan yang buruk, dan malnutrisi
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Waspadai Intertrigo, Radang Kulit yang Menyerang Kulit Payudara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.