TEMPO.CO, Jakarta - Senyawa kafein berguna untuk stimulan termasuk meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, juga mencegah kantuk. Kebiasaan mengonsumsi kafein menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan.
Sebagian orang yang enggan kecanduan ingin mengurangi atau tak lagi mengonsumsi kafein. Tapi, untuk berhenti dari kebiasaan itu harus perlahan, tak bisa sekejap. Sebab, rentan menimbulkan gejala putus kafein. Biasanya, konsumsi kafein bersumber dari kopi, teh, makanan, maupun suplemen.
Apa itu gejala putus kafein?
1. Sakit kepala
Mengutip Medical News Today, beberapa orang telah lama mengonsumsi kafein untuk meredakan migrain maupun nyeri kepala. Tapi, mengurangi atau menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba bisa menyebabkan peningkatan aliran darah secara mendadak. Peningkatan aliran darah ini yang memicu sakit kepala berdenyut yang menyakitkan, mirip migrain.
2. Kelelahan
Mendadak berhenti konsumsi kafein bisa berakibat mudah kelelahan. Sebab, orang yang terbiasa mengonsumsi kafein saat pagi akan berkembang kewaspadaan dan kemampuan kinerjanya.
Gejala ini penurunan tingkat efisiensi kinerja saat tidak mengkonsumsi kafein. Adapun efek gejalanya penurunan kewaspadaan, konsentrasi, dan ingatan.
3. Perubahan suasana hati
Berhenti mengonsumsi kafein secara mendadak menyebabkan perubahan senyawa kimia di otak. Itu mengakibatkan perasaan cemas, depresi, atau mudah tersinggung.
4. Mual dan muntah
Mengutip Verywell Mind, mual dan sakit perut merupakan salah satu gejala putus kafein yang paling umum. Gejala ini akan muncul jika seseorang tiba-tiba berhenti mengonsumsi kafein.
Baca: Agar Tetap Fokus Seharian, Berikut Waktu Terbaik Minum Kopi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.