TEMPO.CO, Jakarta - Tradisi Paskah bagi umat Kristiani biasanya dimulai dengan mencari telur paskah pada subuh hari Minggu. Di beberapa daerah, ziarah ke makam juga dilakukan pada pagi hari. Karena hari Minggu adalah hari ketiga setelah Jumat Agung dan itu hari kebangkitan. Hari di mana Maria berkunjung ke makam Yesus dan tak melihat Yesus ada di makamnya.
Dilansir melalui Jurnal Menggagas Penggunaan Benih dalam Perayaan Paskah, ada yang beranggapan bahwa telur ini merupakan penggambaran adanya kehidupan setelah kematian, kehidupan baru, dan sukacita di balik warna-warninya.
Namun, sebenarnya ini tidak lepas dari kebiasaan di Eropa. Paskah selalu jatuh di awal musim semi, dan untuk merayakannya Indo-Eropa selalu membagi-bagikan telur. Tradisi ini juga sudah mulai diikuti oleh berbagai negara, sebagai contoh Raja Edward I memerintahkan untuk merebus 450 butir telur menjelang paskah dan diberi nama, mereka juga harus membungkusnya dengan corak keemasan sebelum dibagi-bagikan.
Jika dilihat dari sudut pandang Alkitab, memang tidak ada perayaan telur di paskah yang menjadi landasan penggambaran-penggambaran umat Kristen tentang telur paskah ini. Ini hanya tradisi barat untuk menyambut musim semi yang akhirnya melebar hingga ke Indonesia. Jika ditelisik secara Alkitabiah memang tidak berhubungan bahkan ada beberapa yang bertentangan. Maka mungkin bisa dilihat dari sisi yang berbeda, secara tradisi.
Hari Paskah yang merupakan hari kebangkitan Yesus, jika dari iman pengakuan rasuli disebut “pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan, Allah, Bapa yang Maha Kuasa.” Maka tidak ada salahnya jika merayakannya dengan tradisi yang membahagiakan. Merayakannya kenaikan-Nya dengan senyum bangga dan berbagai permainan pertanda kemenangan-Nya.
Baca Juga:
Walau sebenarnya ini adalah tradisi barat yang menyebar dan mendapat tentangan dari beberapa pihak secara kitab, tradisi ini masih banyak dilakukan. Karena mencari telur saat hari masih gelap dan mewarnainya pada hari paskah, memiliki suasana hati yang berbeda. Mungkin anggapan-anggapan lahir baru melalui telur yang mulai harus dihapuskan. Karena Alkitab punya penjabaran sendiri tentang apa itu lahir baru. Karena telur tidak bisa diidentikkan sebagai kehidupan. Tidak semua telur memiliki kehidupan, telur itu benih kehidupan. Beberapa akan ada yang gagal menjadi unggas atau memiliki kehidupan.
Perayaan paskah dengan telur adalah simbol kesenangan umat Kristen atas bangkitnya Yesus dari kubur. Sama seperti tradisi barat yang senang melepas musim dinginnya.
Pillihan Editor: Intip Proses Pembuatan Telur Berwarna untuk Perayaan Paskah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.