Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali

image-gnews
Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Retinoblastoma adalah bentuk kanker mata langka yang sebagian besar kasusnya menyerang anak-anak. Ini berkembang ketika sel-sel di retina, yang merupakan bagian mata yang mendeteksi cahaya, tumbuh tak terkendali.

Salah satu tanda awal retinoblastoma yang paling umum adalah pupil putih atau bercak putih di mata, yang dapat dilihat pada foto saat lampu kilat digunakan. Namun, tidak semua anak dengan retinoblastoma mengalami gejala ini. 

Gejala retinoblastoma lainnya mudah terlewatkan atau mungkin disalahartikan sebagai kondisi mata umum lainnya. Jadi penting untuk menyadarinya untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Ahli okuloplasti dan onkologi mata Sima Das mengatakan bahwa gejala retinoblastoma yang paling umum adalah munculnya bintik putih di bagian tengah mata. Ini bisa terlihat dari hasil foto yang menggunakan flash

“Namun, tidak semua anak dengan retinoblastoma memperlihatkan tanda ini. Gejala lain bisa termasuk mata juling, perubahan warna iris mata, kemerahan atau pembengkakan mata, dan nyeri atau ketidaknyamanan mata,” kata Das dikutip dari Times of India.

Ia mengingatkan bahwa gejala-gejala tersebut mungkin juga disebabkan oleh kondisi selain retinoblastoma. Meskipun  retinoblastoma dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit ini. 

Anak-anak dengan riwayat keluarga retinoblastoma memiliki risiko lebih tinggi. Begitu pula mereka yang memiliki kondisi genetik tertentu seperti neurofibromatosis atau sindrom Li-Fraumeni. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penanganan Retinoblastoma

Jika dokter mencurigai adanya retinoblastoma, kemungkinan besar mereka akan merujukkan ke dokter yang berspesialisasi dalam kesehatan mata. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata secara mendetail dan mungkin juga akan melakukan tes tambahan seperti USG atau MRI untuk memastikan diagnosis. 

Pilihan pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan dan stadium penyakit. Itu mungkin termasuk kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi pengangkatan mata. Prognosis retinoblastoma bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium penyakit, usia anak, dan penyebaran kanker ke bagian tubuh lain. 

Dengan pengobatan yang cepat dan efektif, banyak anak dengan retinoblastoma dapat disembuhkan. Pemeriksaan rutin dengan dokter anak mungkin diperlukan.

Pilihan Editor: Tanda Kanker Mata pada Anak yang Sering Diabaikan, Waspadalah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

4 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.