Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada Rabies, Cek Gejala dan Pencegahan pada Manusia dan Hewan Peliharaan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRabies tengah menjadi sorotan belakangan ini karena menyerang banyak orang di berbagai daerah. Penyakit yang menyerang manusia, baik anak-anak maupun dewasa, ini bisa menyebabkan beberapa gejala umum yang dapat dicermati, seperti tubuh lesu, demam, sakit tenggorokan, serta nyeri.

Bila gejala tersebut tidak mendapatkan penanganan medis maka dapat menimbulkan gangguan sensoris pada tubuh seperti kesemutan, rasa panas di lokasi gigitan, serta gangguan saraf seperti pupil membesar, berkeringat, dan air mata menetes.

"Lama-lama akan timbul gejala seperti hidrofobia, takut air atau udara, dan cahaya. Kalau kena air atau udara, rasanya seperti tercekik. Bila berlanjut terus akan sulit bernapas," papar anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Novie Homenta Rampengan.

Ia menjelaskan orang yang terindikasi terkena virus rabies akan memiliki gejala takut pada air, udara, dan cahaya karena hal tersebut menyebabkan rasa nyeri atau tercekik sehingga sulit bernapas. Tak heran bila penderita penyakit ini akan menghindari paparan cahaya langsung dan kontak dengan air.

Pertolongan pertama
Dia menyarankan bila terkena gigitan yang terindikasi virus rabies, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit kemudian melapor ke puskesmas, rumah sakit, atau Pusat Rabies untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih cermat, seperti pemberian vaksin rabies atau serum antirabies.

"Bila hal itu dilakukan maka akan mengurangi jumlah virus rabies secara cukup bermakna. Jadi, kalau jumlah virus rabies berkurang, otomatis derajat beratnya penyakit juga akan berkurang," jelas Novie.

Sedangkan gejala rabies pada anjing peliharaan dapat dicermati pada kondisi fisik seperti air liur berlebihan, hidung kering, dan ekor yang tertekuk di antara kedua kaki belakang. Tak hanya kondisi fisik, gejala rabies pada anjing juga dapat terlihat pada perilaku yang sering menghindar, mudah terkejut, dan tidak patuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bila ada provokasi, dia bisa langsung menyerang. Gejala rabies juga membuat anjing mengalami fotofobia atau takut terkena cahaya matahari. Akibatnya, dia sering menyendiri di tempat gelap," tambahnya.

Selain fotofobia, anjing bergejala rabies juga cenderung tidak memiliki hasrat untuk makan dan minum karena merasa tidak nyaman ketika melakukan kedua aktivitas tersebut.

"Dia akan berperilaku sangat liar dan menggigit benda-benda mati seperti kayu, batu. Pada akhirnya, rabies akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anjing dalam waktu 10-14 hari," jelasnya.

Meski demikian, Novie menegaskan walaupun mematikan, penyakit ini tetap dapat dicegah. "Rabies itu paling baik dicegah sebelum timbul gejala. Kalau ada yang tergigit hewan, segera lakukan tiga cara tadi," tegasnya.

Pilihan Editor: Kenali 2 Jenis Penyakit Rabies, Hingga April 2023 Sebabkan 11 Kasus Kematian

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

7 hari lalu

Bark Air yang menyediakan penerbangan khusus anjing bakal beroperasi mulai Mei 2-24 (Dok. Bark Air)
Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

26 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

28 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

28 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

28 hari lalu

Ilustrasi penitipan hewan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

Tempat penitipan hewan, terutama kucing dan anjing, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak mudik lebaran.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

32 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

33 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

35 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

35 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.