TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia.
"Ini masih penyakit zoonosis dan kalau lihat kecepatan jumlah orang yang sakit, sampai saat ini baru dilaporkan satu orang," katanya, Selasa, 9 April 2024.
Ia mengatakan penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan atau cakaran binatang, bukan dari manusia ke manusia, sehingga sulit bagi penyakit itu untuk ditularkan secara cepat. Namun demikian, masyarakat diingatkan untuk tetap waspada, terutama bagi warga negara Indonesia yang berlibur ke Hong Kong, Cina, atau negara yang melaporkan kasus serupa.
"Penularan manusia ke manusia hampir tidak terjadi, sangat kecil. Untuk itu, hindari monyet, jangan memberi makan dan bila ada luka akibat gigitan atau cakaran cuci dengan air mengalir dan sabun," sarannya.
Dia juga mengingatkan untuk segera ke fasilitas kesehatan untuk penanganan apabila diserang monyet. Sebelumnya, di berbagai media dikabarkan seorang pria berusia 37 tahun diserang dan dilukai oleh sekawanan monyet di Kam Shan Country Park, Hong Kong, pada akhir Februari 2024.
Sebabkan kerusakan otak
Menurut situs pemerintah Hong Kong, beberapa minggu kemudian pria tersebut mendadak jatuh sakit, padahal selama ini kesehatannya baik. Kemudian, pria tersebut dilarikan ke UGD di Rumah Sakit Yan Chai pada 21 Maret 2024.
Pada 3 April 2024, Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong menemukan spesimen cairan serebrospinal pria itu positif virus B. Kini, kondisi pria itu kritis dan menjalani perawatan intensif.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), infeksi virus B sangat langka namun dapat menyebabkan kerusakan otak, bahkan kematian apabila tidak ditangani sesegera mungkin. Orang dapat terjangkit virus B apabila digigit atau dicakar monyet yang terinfeksi atau bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut monyet tersebut.
Gejala-gejala virus B mirip flu, seperti demam, nyeri otot, kelelahan, serta sakit kepala. Selain itu, ada kemungkinan area kulit atau luka yang bersentuhan dengan monyet melepuh. Biasanya, gejala-gejala tersebut muncul sebulan setelah kontak dengan primata tersebut. Namun, gejala-gejala itu juga dapat muncul dalam waktu 3-7 hari.
Pilihan Editor: Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman