TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis dan keluarga Pritta Tyas menjelaskan anak memiliki hak bermain dan orang tua dapat menyediakan area dan alat permainan untuk mendukung kegiatan bermain. Pasalnya, masa kanak-kanak merupakan masa perkembangan yang dimulai dari usia 0 hingga usia pubertas (12 tahun) dan memiliki hak untuk beragam hal, termasuk bermain.
Orang tua juga harus memastikan area dan alat permainan anak aman serta bersih agar anak terbebas dari kuman serta virus penyebab penyakit.
Baca Juga:
“Metode yang bisa memenuhi hak bermain anak salah satunya adalah metode Montessori,” jelasnya.
Metode Montessori merupakan salah satu jenis pendidikan untuk anak usia dini yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori. Metode ini menekankan kebebasan dan aktivitas anak sambil menerapkan gagasan pembelajaran langsung melalui latihan kelompok dan permainan.
Manfaat metode Montessori
Salah satu metode Montessori yang dapat diterapkan pada anak adalah metode Unique Inner A Judge, yakni keinginan alami anak untuk belajar. Misalnya, menyusun balok permainan, menyusun warna-warna, dan lainnya.
Pritta mengatakan pada dasarnya anak-anak memiliki keinginan alami untuk belajar selama orang tua tidak terlalu sering memberikan batasan dan memberi ruang yang cukup agar anak dapat mengeksplorasi diri. Batasan di sini dalam artian orang tua tidak melarang kegiatan bermain anak yang sekiranya dapat membantu tumbuh kembang mereka, seperti bermain di luar, dengan alat permainan edukatif, dan lainnya.
Sementara itu, anak-anak akan mengingat pengalaman tersebut dan memprosesnya sebagai kemampuan visual spasial. Kemampuan visual spasial merupakan kemampuan anak untuk mengingat sesuatu melalui benda atau objek tiga dimensi sehingga merangsangnya untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan ruang menggunakan indera penglihatan dan daya ingat.
“Kalau seandainya dibatasi, misal anak harus main di meja, mungkin mahakarya anak tidak akan terjadi,” kata lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Cara tepat memenuhi hak bermain anak melalui metode Montessori
Untuk anak usia 3-8 tahun perlu diperbanyak pembelajaran berupa Hands on learning, yakni pembelajaran dengan mengeksplorasi langsung objek atau benda dan menghubungkannya dengan konsep suatu hal. Artinya, anak akan mempelajari suatu hal secara langsung melalui tangannya. Misalnya, mempelajari konsep matematika sederhana dengan objek kubus sebagai media pembelajaran terhadap anak.
Orang tua juga perlu menyesuaikan dan tidak membatasi cara belajar anak usia tersebut agar dapat dengan nyaman mempraktikkan Hands on learning dalam permainan sekaligus pembelajaran. Jika lebih nyaman bermain dengan posisi tiduran, biarkan anak melakukannya selama tidak secara berlebihan dalam posisi yang sama saat bermain.
Ajak anak mengubah posisi bermainnya agar postur tubuh tetap dapat berkembang dengan baik. Orang tua dapat memilih permainan yang sesuai usia anak agar mendapatkan pengetahuan baru melalui permainan tersebut.
Pilihan Editor: Bantu Anak Melawan Stres dengan Bermain Aktif