TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah dan tifus merupakan masalah kesehatan utama untuk masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Dilansir dari National Library of Medicine, tifus dan demam berdarah sama-sama memiliki gejala awal yang khas berupa demam tinggi, namun sejatinya kedua penyakit tersebut sangat berbeda.
Untuk membedakan tifus dan demam berdarah, kita bisa meregangkan kulit secara manual pada ruam atau melakukan tes diagnostik. Berikut penjelasannya.
Apa Itu Tifus?
Tifus merupakan penyakit yang ditandai dengan demam tinggi dan ruam merah, yang disebabkan oleh banyak virus. Namun, dua penyebab tifus yang paling umum adalah virus campak dan virus rubella.
Biasanya, tifus umum terjadi pada anak kecil terutama menyebar melalui jalur pernafasan melalui kontak langsung dengan sekresi dari hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi saat batuk ataupun bersin. Setelah itu, penderita akan melalui masa inkubasi selama kurang lebih 7 hari, penderita tifus kemudian mulai menunjukkan gejala yang khas.
Demam
Demam ringan atau tinggi berkisar antara 38 sampai 40 derajat celsius, biasanya muncul dalam 12 sampai 24 setelah terinveksi
Baca juga:
Ruam
Derajat ruam atau eritema tergantung pada karakteristik virus penyebab penyakit atau kondisi masing-masing penderita. Salah satu ciri yang dapat membedakan tifus dan jenis demam lainnya adalah ruam pada tifus akan segera hilang jika dilakukan pengencangan kulit pada area ruam. Ruam muncul sekitar 3 sampai 5 hari dan kemudian hilang sama sekali
Gejala penyerta
Pilek, bersih, lelah, lesu, mata merah, kehilangan nafsu makan,rewel, gangguan pencernaan, dan diare. Selain itu, beberapa penderita mungkin mengalami sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Kebanyakan penderita yang terkena tifus, mulai hari keempat, akan berangsur-angsur menurunkan demamnya, makan dan minum.
Namun, jika tidak segera dideteksi dan ditangani, penyakit tifus dapat berdampak serius bagi kesehatan. Secara khusus penyakit ini menjadi semakin berbahaya bagi anak-anak dengan daya tubuh yang buruk, kekurangan gizi, anak dibawah usia 12 bulan, dan kesehatan yang lemah. Beberapa komplikasi umum dari tifus antara lain: Pneumonia berat, otitis media, meningitis, ulserasi kornea (risiko kebutaan permanen), malnutrisi parah setelah infeksi campak.
Apa Itu Demam Berdarah?
Demam berdarah atau DBD adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk. Mereka menghisap darah orang terinfeksi dan kemudian menularkannya kepada orang yang sehat. Penyakit ini sering mewabah di musim hujan, dengan cuaca yang tidak menentu. Penyebaran demam berdarah ini penyebarannya cepat, banyak orang tertular pada waktu yang sama di wilayah yang sama.
Demam berdarah cukup tidak menentu, dan gejalanya sering tertukar dengan gejala penyakit lain seperti tifus. Apabila penderita tidak terdeteksi dan didiagnosis sejak dini, pengobatan penyakit ini relatif sulit, bahkan beresiko kematian. Hal inisemakin sulit karena hingga saat ini belum ada pengobatan atau vaksin khusus untuk demam berdarah. Berikut gejala yang mungkin terjadi pada penderita.
Demam
Pasien tiba-tiba mengalami demam tinggi sekitar 39 sampai 40 derajat celsius secara terus menerus selama 2-7 hari. Gejala demam ini tidak akan membaik dengan obat antipiretik.
Ruam Hemoragik
Saat demam mulai turun, pasien mengalami ruam hemoragik. Ruam hemoragik adalah bintik merah atau memar pada kulit, kadang berdarah di daerah mukosa, seperti gusi berdarah, mimisan, mata merah, disertai nyeri perut dan muntah.
Umumnya, sekitar 30 persen kasus demam berdarah memburuk pada hari ke 3-7 setelah timbulnya penyakit. Perhatikan jika pasien mengalami obesitas atau berusia dibawah 12 bulan, jika tidak segera didiagnosis dini dan diobati penyakit ini beresiko menimbulkan komplikasi berbahaya, efek kesehatan yang serius, bahkan penyakit yang mengancam jiwa.
Pilihan Editor: Jangan Salah Sebut, Tipes dan Tifus Adalah Dua Penyakit Berbeda