TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun telah dianggap telah menjadi endemi, Covid-19 masih menyisakan efek bagi penderita penyakit long Covid. Ini masih menjadi ancaman serius bagi banyak orang yang pernah terinfeksi virus corona.
Penyakit ini dikenal dengan gejala yang berkepanjangan dan beragam, bahkan setelah pasien dinyatakan sembuh dari infeksi akut. Bagaimana long Covid mempengaruhi kesehatan dan mengapa masih harus diwaspadai saat ini?
Baca Juga:
Apa itu Penyakit Long Covid?
Long Covid, juga dikenal sebagai Covid-19 jangka panjang, merujuk pada kondisi di mana individu yang telah sembuh dari Covid-19 masih mengalami gejala-gejala tertentu setelah infeksi virus SARS-CoV-2 berakhir.
Gejalanya bervariasi dan dapat melibatkan sistem pernapasan, kardiovaskular, saraf, otak, dan organ lainnya. Diketahui bahwa penyakit ini tidak mengenal batasan usia atau tingkat keparahan infeksi sebelumnya.
Gejala Penyakit Long Covid
Gejala yang umum terjadi pada long Covid antara lain kelelahan berlebihan, sesak nafas, nyeri otot dan sendi, masalah kognitif atau "brain fog," gangguan tidur, dan penurunan kemampuan olah fisik.
Beberapa orang juga melaporkan gejala seperti penurunan penciuman dan perasa, depresi, kecemasan, serta masalah kesehatan mental lainnya. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah sembuh dari infeksi Covid-19.
Penyebab dan Mekanisme Long Covid
Hingga saat ini, penyebab pasti long Covid belum sepenuhnya dipahami. Namun, para peneliti menduga bahwa kondisi ini bisa berkaitan dengan respons sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 yang tidak normal.
Virus ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan tubuh, yang berdampak pada fungsi organ dan sistem tertentu. Proses peradangan yang berkepanjangan mungkin juga berperan dalam timbulnya gejala yang persisten.
Risiko dan Dampak Jangka Panjang
Meskipun sebagian besar kasus long Covid melibatkan gejala yang ringan hingga sedang, penyakit ini dapat berdampak serius terhadap kualitas hidup individu yang terkena.
Kelelahan kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kinerja kerja, sementara sesak napas dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas fisik. Penurunan kemampuan kognitif juga dapat mempengaruhi fungsi mental dan emosional seseorang.
Para ahli juga telah mencatat bahwa long Covid bisa meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung dan pembekuan darah, gangguan neurologis, dan gangguan pernapasan kronis.
Efek jangka panjang dari penyakit ini menunjukkan bahwa dampak Covid-19 tidak berakhir saat infeksi akut sembuh.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Mengingat tingginya prevalensi penyakit long Covid, upaya penanganan dan pencegahan menjadi sangat penting. Individu yang telah terinfeksi Covid-19 dan masih mengalami gejala berkepanjangan harus mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Terapi yang berfokus pada mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien dapat membantu mengurangi dampak jangka panjang penyakit ini.
Di sisi pencegahan, langkah-langkah untuk mengurangi risiko infeksi Covid-19 tetap harus diterapkan secara ketat. Vaksinasi menjadi kunci penting dalam melawan penyebaran virus dan mencegah Covid-19 menjadi penyebab long Covid.
Selain itu, upaya untuk menjaga kesehatan secara umum, seperti menerapkan pola makan sehat, berolahraga teratur, dan mengurangi stres, dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Penyakit long Covid tetap menjadi ancaman serius bagi banyak orang di seluruh dunia. Upaya untuk lebih memahami penyakit ini, meningkatkan perawatan medis, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan Covid-19 seperti protokol kesehatan secara ketat harus tetap menjadi prioritas dalam memerangi long Covid.
Ingatlah bahwa meskipun pandemi Covid-19 telah berlangsung lama, pertarungan melawan long Covid belum usai.
Pilihan Editor: Riset Baru Long Covid: Penurunan Kadar Oksigen Otak dan Gangguan Kognitif