TEMPO.CO, Jakarta - Akupunktur adalah metode terapi yang melibatkan penyisipan jarum sangat tipis melalui kulit ke titik-titik strategis di tubuh. Ini merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan paling umum digunakan untuk mengatasi rasa sakit.
Menurut NHS UK, jarum yang digunakan sangat halus dan sekali pakai. Saat jarum ditempatkan, mereka bisa dibiarkan selama beberapa menit hingga sekitar 30 menit. Meskipun mungkin ada sensasi seperti kesemutan atau rasa sakit ringan saat penusukan jarum.
Pengobatan akupunktur sering melibatkan beberapa sesi terpisah, tergantung pada kondisi individu. Selama sesi, pasien diminta duduk atau berbaring, kadang-kadang perlu melepaskan beberapa pakaian untuk mengakses area yang tepat.
Praktisi akupunktur memilih titik-titik berdasarkan kondisi kesehatan pasien, dan jumlah titik yang digunakan bisa bervariasi. Proses ini dirancang untuk merestorasi keseimbangan energi dalam tubuh dan dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk pengelolaan rasa sakit.
Kini, akupunktur semakin banyak digunakan untuk kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk pengelolaan stres.
Berasal dari Tiongkok
Menurut Mayo Clinic, pengobatan tradisional Tiongkok ini menggunakan teknik untuk menyeimbangkan aliran energi atau kehidupan yang dikenal sebagai chi atau qi (chee). Qi ini diyakini mengalir melalui jalur-jalur dalam tubuh manusia.
Teori akupunktur meyakini bahwa qi ini bergerak ke seluruh tubuh melalui 12 saluran utama yang disebut meridian. Meridian ini mewakili organ-organ utama dan fungsi tubuh. Namun meridian ini tidak mengikuti jalur saraf atau aliran darah dengan tepat.
Lebih jauh lagi, tanda tato yang terlihat pada Ötzi si 'Manusia Es' yang meninggal sekitar tahun 3300 SM mirip dengan beberapa bentuk pengobatan stimulasi yang melibatkan meridian. Manusia Es ditemukan ketika gletser Alpen mencair.
Ötzi memiliki total 61 tato yang terdiri dari 19 kelompok garis hitam dengan ketebalan mulai dari 1 hingga 3 mm dan panjang 7 hingga 40 mm.
Dengan memasukkan jarum ke titik-titik tertentu di sepanjang jalur meridian ini, praktisi akupunktur percaya bahwa aliran energi manusia akan kembali seimbang.
Perkembangan Akupuntur
Pada masa Dinasti Ming, prinsip-prinsip akupunktur yang menjadi dasar praktik modern diuraikan dalam karya seperti "The Great Compendium of Acupuncture and Moxibustion", seperti yang dijelaskan dalam News Medical.
Meskipun mengalami kemunduran pada abad ke-17 dan ke-18, akupunktur dihidupkan kembali oleh pemerintah Komunis Tiongkok pada 1949. Setelahnya, lembaga penelitian akupunktur pun mulai didirikan.
Penyebaran akupunktur ke seluruh dunia dimulai pada abad ke-6 di Korea dan Jepang. Praktik ini juga diperkenalkan di Eropa pada abad ke-17 oleh dokter seperti Ten Rhijne. Di Amerika dan Inggris, minat terhadap akupunktur tumbuh pada abad ke-19.
Pada 1971, seorang anggota korps pers AS yang dirawat dengan akupunktur di Tiongkok mempopulerkan praktik ini dengan ceritanya. Akupunktur akhirnya diterima secara luas di AS setelah penelitian yang mendukung efektivitasnya, terutama dalam pengelolaan nyeri dan beberapa kondisi lainnya, diungkapkan dalam konferensi konsensus NIH pada 1997.
Perkembangan akupunktur mencerminkan adaptasi dan penerimaan terhadap pengobatan tradisional yang terbukti efektif di berbagai belahan dunia, menjadikannya salah satu bentuk terapi alternatif yang diakui secara global.
Pilihan Editor: Atasi Masalah Obesitas dengan Akupunktur