Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perlunya Ajarkan Anak Hadapi Bencana, dari Gempa sampai Kebakaran

Reporter

image-gnews
Ilustrasi gempa. freepik.com
Ilustrasi gempa. freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut pentingnya mengajarkan anak mengambil keputusan tepat sejak dini dan dilatih mandiri sehingga tahu harus melakukan apa pada situasi kritis atau mendadak seperti bencana.

“Memang sebisa mungkin harus dilatih, saya melihat belum banyak keluarga yang melakukan ini,” kata dr. I Nyoman Arie Purwana M.Sc Sp.A (K) dalam media briefing "Menyiapkan Anak Siaga Menghadapi Bencana", Rabu, 20 September 2023.

Spesialis anak lulusan Universitas Udayana Bali itu mengatakan masyarakat perlu memahami pentingnya persiapan dan mitigasi dalam menghadapi bencana sebagai upaya mengurangi dan mencegah risiko akibat bencana. Mitigasi merangkap pengurangan dan mencegah risiko bencana sedangkan persiapan berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan terkait bencana.

Ia mengatakan setiap rumah harus menyiapkan tas siaga bencana yang berisi air minum, surat-surat penting, makanan ringan, masker, uang, alat pertolongan pertama atau P3K, peluit, senter, dan lain-lain. Tas ini diperlukan untuk perbekalan setidaknya 2-3 hari karena biasanya dalam hitungan hari itu pertolongan sudah datang.

Warga dewasa maupun anak-anak harus ikut melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan kebencanaan seperti melindungi diri saat gempa harus merunduk, berlindung dan berpegangan dengan mencari tempat atau meja yang bisa melindungi diri dan kepala sampai setidaknya gempa berhenti. Selain itu tidak menggunakan lift jika berada di bangunan bertingkat dan mengikuti petunjuk evakuasi dan mengetahui lokasi yang aman, salah satunya sudut bangunan. 

Usahakan tidak keluar rumah atau bangunan sampai gempa benar-benar berhenti kecuali di dalam justru membahayakan. Bila sedang berada di mobil dan gempa dirasa kuat, menepi dan segera keluar dari mobil, hindari tebing-tebing tinggi. Jika terjadi gempa, perlu untuk membekali diri dengan pengetahuan latihan dalam menghadapi gempa dan sejak awal membangun rumah atau gedung yang tahan terhadap gempa.

“Memang harus didesain bahwa rumah, tempat tinggal, gedung, atau bangunan apapun harus tahan terhadap gempa, khususnya jika tinggal di daerah yang memang rawan gempa, memperhatikan daerah rawan gempa ada di mana saja, diikuti aturan dari pemerintah mengenai penggunaan lahan dan sebagainya,” paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hadapi kebakaran
Sementara untuk menghadapi kebakaran, Arie mengimbau untuk membaca peringatan yang disiapkan pengelola kawasan atau gedung dan mengetahui risiko apa yang bisa terjadi serta arah jalan keluar ketika terjadi bencana. Selain itu, jika melakukan aktivitas pembakaran sampah harus di tempat yang semestinya dan tidak sembarangan melakukannya. 

Hindari melakukan pembakaran sampah saat cuaca panas dan berangin karena risiko menyebar akan lebih cepat. Kebakaran tidak hanya menyangkut bahaya dari api namun juga abu kebakaran. Efeknya pada anak dapat menimbulkan iritasi mata dan pernapasan.

“Kalau memang ada kebakaran yang masif maka jangan keluar rumah. Akses udara yang berasap kalau bisa jangan sampai ada alias ditutup, kemudian perlu filtrasi sehingga udara di dalam rumah itu bersih. Kalau mengalami keluhan, misalnya pada anak-anak ada riwayat asma, sakit paru lainnya, maka segera bawa keluar rumah dan lakukan pemeriksaan,” jelas Arie.

Dokter di RS Murni Teguh Tuban, Bali, ini mengatakan perlunya mencukupi cairan dan makan setelah terkena kebakaran dan menggunakan masker, khususnya N95. Ia juga mengingatkan jangan berlari karena berisiko menghirup banyak asap dan debu. Buat perencanaan yang matang untuk keluar dari daerah asap atau debu dan jangan lupa menyiapkan makanan dan obat-obatan.

Arie juga mengingatkan untuk selalu menyimpan nomor darurat saat menghadapi situasi bencana, seperti nomor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemadam kebakaran, kantor polisi, PLN, dan lain-lain. Kenali potensi bencana di masing-masing wilayah tempat tinggal dan lakukan mitigasi bencana untuk pencegahan risiko pada anak dan keluarga.

Pilihan Editor: Anak Kuliah dan Hidup Terpisah, Apa yang Paling Dikhawatirkan Orang Tua?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

5 menit lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.


3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

4 jam lalu

Damkar Depok dibantu warga memadamkan kebakaran di rumah warga Jalan Lengkeng, RT. 3/1 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis malam, 25 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.


4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

22 jam lalu

Peta Gempa Mag:4.0, pada 1 Mei 2024 pukul 20:35:01 WIB, pusat gempa berada dilaut 93 km BaratDaya KAB-BANDUNG Dirasakan (MMI) III Cidora, III Pamengpeuk, III Cisewu, III Bungbulang, III Singaparna, III Talegong, II Cikajang, II Pamulihan. X.com/BMKG
4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.


Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.


Jasamarga Transjawa Perbaiki KM 38 Tol Jakarta-Cikampek Mulai Hari Ini

1 hari lalu

Foto udara sejumlah kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang Timur, Jawa Barat, Senin 15 April 2024. Korlantas Polri memberlakukan contraflow dua lajur pada KM 72 Tol Cipali hingga KM 66 Tol Japek, tiga lajur pada KM 66-47 Tol Japek dan satu lajur pada 47-36 Tol Japek guna memperlancar arus balik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Jasamarga Transjawa Perbaiki KM 38 Tol Jakarta-Cikampek Mulai Hari Ini

PT Jasamarga Transjawa Tol memperbaiki jalan di titik Kilometer atau KM 38 pada Ruas Tol Jakarta-Cikampek.


Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

2 hari lalu

Warga menjemur pakaian di atap tembok bangunan yang roboh pascagempa di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu, 28 , April 2024. BPBD Ciamis mencatat sebanyak 22 rumah di 12 Kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan akibat guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.5 di barat daya Garut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.


Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

2 hari lalu

Rumah yang rusak akibat Gempa Garut. Dok. Humas BNPB
Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.


Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Rumah yang rusak akibat Gempa Garut. Dok. Humas BNPB
Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar


Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Tembok bangunan rumah roboh akibat gempa di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu, 28 April 2024. BPBD Ciamis mencatat sebanyak 22 rumah di 12 Kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami kerusakan akibat guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 di barat daya Garut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.


BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

Rumah yang rusak akibat Gempa Garut. Dok. Humas BNPB
BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.