TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi Diana Sunardi meminta masyarakat tidak terkecoh klaim yang beredar yang menyatakan kelebihan produk air minum yang mengandung alkali yang disebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
“Termasuk dengan kasus air alkali begitu banyak disebarluaskan dan diyakini dapat menetralkan keasaman dari tubuh kita serta bisa menyembuhkan berbagai penyakit,” kata Diana.
Menurut spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo itu, tubuh manusia memiliki dua organ yang dapat mengatur asam dan juga basa, yakni ginjal dan juga sistem pernapasan. Ketika terdapat air atau makanan yang mengandung asam atau basa, maka zat itu akan langsung dinetralkan oleh asam lambung.
Seperti air biasa
Dia menjelaskan semua riset dan juga rangkuman mengenai air yang mengandung zat-zat tersebut sudah dipublikasikan oleh timnya dalam sebuah jurnal internasional dan dalam riset itu tidak membenarkan air yang mengandung alkali lebih baik dari air minum pada umumnya. Air alkali tidak berbeda dengan air biasa.
“Jadi, sudah tidak ada cerita masuk pembuluh darah kemudian menetralkan sel-sel tubuh, itu tidak benar. Semua itu sudah kami rangkum di publikasi internasional,” jelas Diana.
Jika melihat dari berbagai jurnal yang ada, air alkali adalah salah satu jenis air dengan kandungan tingkat pH yang lebih tinggi bila dibanding dengan air biasa. Umumnya, air biasa mengandung pH netral 7 sedangkan air alkali pH 8 atau 9. Karena itu sering disebut fungsi air alkali baik untuk kesehatan tubuh. Belakangan ini masyarakat gemar mengonsumsi air tersebut karena diyakini dapat memberikan manfaat dan juga menyembuhkan berbagai penyakit seperti yang diklaim oleh berbagai pihak.
“Jadi, kesimpulannya itu jangan termakan virus dusta dan air yang mengandung zat alkali, tidak ada bedanya dengan air mineral biasa,” tegas Diana.
Pilihan Editor: Selalu Haus Walaupun Sering Minum, Apa Itu Polidipsia?