TEMPO.CO, Jakarta - Cacar monyet atau monkeypox bukan penyakit khusus yang hanya menyerang kelompok tertentu. Hal itu ditegaskan oleh Staf Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi KSM Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Robert Sinto.
"Bukan merupakan stigma atau penyakit bagi kaum tertentu. Jadi, ada juga yang bukan kaum LGBTQ atau homoseksual yang terlibat, bukan menggambarkan orientasi seksual tertentu atau HIV misalnya," kata Robert.
Ia menjelaskan cacar monyet dapat menulari seluruh populasi tanpa pandang bulu. Meski penularannya 90 persen didominasi laki-laki, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada perempuan. Kondisi tersebut karena virus monkeypox menular melalui droplets seperti dahak, bersin, atau air liur yang mengontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, dan cairan tubuh. Namun berdasarkan pantauannya selama periode 2022-2023, mode transmisi kontak erat pada cacar monyet memang kebanyakan dilaporkan karena hubungan seksual.
"Tapi saya sampaikan sekali lagi, penularan cacar monyet bukan terjadi karena hubungan seksual tapi karena kontak yang terjadi selama hubungan seksual," ujar Robert.
Sedangkan terkait munculnya stigma terhadap kelompok minoritas, ia menjelaskan awal mula stigma buruk tersebut berkembang ketika kasus cacar monyet di dunia mulai naik pada 2022. Kasus yang meningkat awalnya disebabkan adanya pesta seks yang digelar kelompok tertentu. Hasilnya, orang-orang yang hadir ikut terinfeksi setelah otoritas berwenang melakukan pemeriksaan dan melakukan pelacakan kontak erat.
Penularan lewat cairan
Menurut Robert, penularan cacar monyet pada pasien yang terkonfirmasi hadir dalam acara itu disebabkan kontak erat ketika lepuhan berwarna kemerahan dan mengandung air yang sedikit padat menyentuh daerah kulit lain atau melalui cairan. Misalnya ketika melakukan ciuman atau adanya transmisi cairan dari rongga mulut.
"Tapi memang dalam pencarian kasus, prioritas pencarian karena populasinya paling besar kelompok tersebut. Maka kelompok inilah yang dinyatakan lebih berisiko terinfeksi cacar monyet," paparnya.
Karena itu, Robert menyarankan semua pihak untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari serta tidak berganti-ganti pasangan ketika melakukan hubungan seks untuk meminimalisir potensi penularan cacar monyet. Supaya hubungan seksual juga terhindar dari penyakit serupa cacar monyet, seperti HIV/AIDS, ia meminta menggunakan kondom.
"Sementara kalau kita yang sakit, segera bertemu dokter, pakai masker, baju lengan panjang, dan hindari kontak secara langsung di keramaian," imbaunya.
Pilihan Editor: Bisakah Hubungan Seksual Menularkan Cacar Monyet?