TEMPO.CO, Jakarta - Medical Underwriter Sequis, dr. Debora Aloina Ita Tarigan, mengimbau pengguna jalan perlu melengkapi diri dengan literasi pertolongan pertama pada kecelakaan sebagai bentuk pertolongan medis pertama dalam keadaan darurat untuk mengurangi risiko berat.
“Pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan penting diketahui karena mengevakuasi korban kecelakaan tidak dapat dilakukan sembarangan," katanya.
Ia mengakui ada baiknya pengguna jalan segera menghubungi polisi dan layanan darurat. Namun, pengguna jalan perlu berkontribusi mengurangi potensi bahaya lanjutan kecelakaan demi kemungkinan korban kecelakaan masih dapat tertolong.
Debora menyarankan pemberian pertolongan pertama yakni memastikan dulu kondisi sekitar aman agar tidak tertabrak oleh kendaraan lain yang dapat saja melintas. Lalu, periksa kondisi sekitar kendaraan apakah ada bensin yang tertumpah karena bisa terjadi kebakaran.
Jika keadaan genting, seperti kemungkinan terjadi ledakan atau banjir, segera evakuasi korban ke jarak yang lebih aman. Namun, untuk mengevakuasi korban perlu memiliki pengetahuan agar tidak semakin memperparah luka.
“Jika akan menolong korban cari tahu apakah masih hidup atau tidak. Jika bisa bergerak, segera ajak menjauh ke tempat yang aman dan cek apakah terjadi pendarahan atau luka parah," tutur Debora.
Cek napas
Jika tidak terdengar suara apapun maka periksa respons dengan memanggil atau menepuk pundak. Jika tetap tidak memberi respons tetapi masih bernapas, pastikan korban berada di posisi yang memudahkan bernapas.
"Untuk memastikan apakah masih bernapas lakukan pemeriksaan detak jantung dengan menekan telunjuk dan jari tengah ke sekitar leher atau di pergelangan tangan. Jangan beri makanan atau minuman karena mungkin akan dibius saat sampai di rumah sakit,” jelas Debora.
Kemudian saat menolong korban kecelakaan perlu juga memeriksa apakah terjadi pendarahan. Selama tidak ada benda yang tertancap, dapat ditekan atau dibalut untuk mengurangi pendarahan. Jika ada benda yang tertancap, hindari mengeluarkan benda tersebut atau menekannya secara langsung.
Kalau korban adalah pengguna kendaraan bermotor, hindari pergerakan yang terlalu banyak hingga memutar badan korban. Cobalah untuk membuka helm korban untuk memudahkan pernapasan tetapi ingat untuk berhati-hati saat membukanya.
Bila korban tidak mengalami patah tulang bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan medis lebih lanjut. Sebaliknya jika korban mengalami rasa sakit yang luar biasa tidak boleh sembarang memindahkannya karena dikhawatirkan dapat menyebabkan pendarahan hebat, patah tulang, kesulitan bernapas, hingga tidak sadarkan diri.
"Pastikan Anda atau orang sekitar sudah menelepon ambulans," saran Debora.
Ia mengingatkan faktor manusia bisa menjadi masalah utama terjadinya kecelakaan. Para pengemudi perlu memperhatikan kondisi fisik sebelum berkendara. Mereka disarankan berkendara dalam keadaan prima agar tidak membahayakan dirinya dan orang lain, misalnya tidak mengantuk, lelah, sedang tidak fokus, dan tidak dalam pengaruh obat-obatan, narkotika, atau alkohol.
Pilihan Editor: Saran Penanganan Korban Kecelakaan agar Kondisi Tak Semakin Parah