TEMPO.CO, Jakarta - Belanja impulsif, bayar kemudian, menghabiskan uang secara emosional, itu hal biasa. Tapi ada praktek belanja lain yang tak kalah berbahaya meski sekilas terlihat baik, spaving. Apa itu?
"Spaving adalah menghabiskan uang untuk menghemat. Bukan berarti barang yang diskon itu yang dibutuhkan," ujar Andrea Woroch, pakar keuangan dan anggaran, kepada HuffPost.
Spaving adalah kebiasaan membeli barang-barang yang sedang didiskon dengan alasan agar lebih hemat, meski Anda tak sedang butuh barang tersebut. Pelaku yang disebut spaver paling tak tahan melihat diskon atau sale, bahkan sampai menghabiskan limit kartu kredit. Berikut saran Woroch untuk menghindarinya.
Lupakan tanda "sale"
Tak hanya di toko, tapi juga di email atau media sosial. Berhenti mengikuti newsletter dari merek-merek yang selama ini diikuti.
Bertahan dengan daftar belanjaan
"Tulis daftar belanja dan tetap setia padanya. Jika melihat tanda sale, cek lagi daftar belanjaan adakah barang yang dijual itu di dalamnya," saran Jacqueline Howard, dari Ally Bank.
Menjauh dari toko yang menggoda
"Jangan melirik toko-toko yang mungkin menggoda. Jika sering melihat tulisan diskon di toko-toko tertentu, jangan datang ke sana lagi," saran Woroch.
Audit pengeluaran
"Audit pengeluaran dan perhatikan sudah berapa banyak uang yang dihabiskan sepanjang tahun untuk barang-barang tak perlu yang akan membuka lebar mata Anda dan melakukan perubahan," ujar Woroch.
Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
"Hindari membandingkan diri dengan orang lain karena sering membuat kita lupa diri dan menghabiskan uang melebihi anggaran," kata Howard.
Pilihan Editor: Tips Hemat Belanja Online sesudah Terima Gaji