TEMPO.CO, Jakarta - Wabah kutu busuk menyerang sejumlah negara seperti Prancis, Korea Selatan, dan Singapura. Spesialis kulit dan kelamin I Gusti Nyoman Darmaputra berpesan bila menemukan tanda-tanda gigitan kutu busuk disertai bentol yang bertambah merah, gatal, dan meluas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Kepala Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali itu menjelaskan meluasnya bentol hingga menyerupai biduran akibat gigitan kutu busuk merupakan tanda alergi sehingga butuh obat minum untuk meredakannya.
“Reaksi alergi kalau yang terparah itu bentolnya bisa menyebar ke seluruh badan seperti biduran, gatal dan bentol-bentol,” ujarnya.
Misalnya ketika kutu busuk hanya menggigit di daerah paha, bentol-bentol dan gatal yang dialami bisa menyebar ke daerah sekitar. Reaksi alergi inilah yang membutuhkan obat minum untuk meredakan efek penyebaran bentol-bentol dan gatal tersebut.
Kapan butuh obat?
Darma juga menjelaskan efek gatal-gatal akibat gigitan kutu busuk berbeda-beda pada setiap orang. Bagi yang tidak alergi biasanya gatal-gatal sudah mulai mereda dalam waktu 1-2 hari. Akan tetapi, bagi yang memiliki alergi, gatal-gatal dapat dirasakan hingga sepekan, bahkan lebih lama.
Baca Juga:
“Usahakan sewaktu muncul harus diobati,” saran Darma.
Ia menjelaskan alergi akibat gigitan kutu busuk tidak mengakibatkan sesak napas, mata bengkak, maupun bibir bengkak. Reaksi terparah adalah bentol yang menyebar ke seluruh badan.
“Kalau gigitan begini biasanya efeknya lokal dan sekitarnya,” tutur Darma.
Jika merasa digigit kutu busuk sehingga menimbulkan tanda-tanda inflamasi atau radang, ia menyarankan segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan demikian, dokter dapat memberi resep untuk membeli salep antiradang atau kortikosteroid. Jika muncul reaksi alergi yang butuh obat minum, dokter bisa memberi resep obat minum berupa antihistamin atau kortikosteroid yang harus dengan resep dokter.
Pilihan Editor: Tanda Anda Digigit Kutu Busuk dan Cara Merawatnya
