Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Undur-undur Laut Enak, Nendang Lidah

image-gnews
TEMPO/Adri Irianto
TEMPO/Adri Irianto
Iklan

restoTEMPO Interaktif, Jakarta: Cat kuning membuat restoran itu kontras dengan bangunan lain yang bersebelahan dengannya. Tapi, ketimbang catnya, yang lebih menarik perhatian adalah spanduk yang mencantumkan menu andalan restoran itu: undur-undur laut goreng.

Undur-undur laut goreng tepung adalah menu andalan restoran Nasi Kuning Plus-plus. Nggak nyambung? Ya, undur-undur laut goreng ini adalah salah satu "plus"-nya restoran Nasi Kuning. Undur-undur laut goreng disuguhkan mengelilingi nasi kuning, yang dibentuk seperti tumpeng mini dihiasi lalapan kol dan daun selada.

Undur-undur laut itu terlihat seperti gumpalan yang sedikit lebih besar daripada kuku ibu jari orang dewasa. "Ini kebetulan kecil, biasanya bisa sampai sebesar ibu jari," kata pemilik restoran, Brigitta Yuliana. Sepintas tampak kaki-kaki yang mirip kaki kepiting kecil yang memerah seperti udang yang dimasak. Tapi, bedanya dengan kepiting dan udang, semua bagian undur-undur bisa dimakan tanpa dikupas.

Rasa undur-undur laut ini gurih dan renyah, meski agak asin. Tapi nasi kuning yang hangat mengepul plus sambal menjadikannya paduan yang pas.

Nilai plus lain restoran yang dikelola suami-istri Rudy Daud dan Brigitta Yuliana ini adalah tiga macam sambal: sambal bawang, sambal lombok hijau (cabai hijau), dan sambal mete. Dari ketiganya, yang paling garang adalah sambal mete. "Memang sengaja kami buat pedas. Tapi masih ada yang bilang kurang pedas," kata Rudy sambil tertawa, Senin lalu.

Rasa pedasnya memang langsung "nendang" begitu sampai pada lidah. Namun, ada juga rasa asam, yang rupanya berasal dari potongan daun jeruk, yang dicampur dalam olahan kacang mete tumbuk, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih itu.

Restoran ini hanya menyediakan satu varian menu undur-undur laut. Yuliana menjelaskan, undur-undur laut harus segera diolah saat masih segar. Kalau tidak, rasa dagingnya tak enak. Sejauh ini hewan berkaki delapan yang masih ber-"saudara" dengan udang ini hanya bisa ditemukan di Pantai Selatan Jawa, terutama di Yogyakarta.

Karena tak bisa didapatkan di Jakarta, mau tak mau, Yuliana masih mendatangkan undur-undur laut dari Yogyakarta. Di sana ada kerabatnya yang mengolah undur-undur laut hingga menjadi setengah matang. Undur-undur itu dibalut dengan campuran tepung beras, terigu, dan tapioka. "Makanya cuma bisa dibuat goreng tepung," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain undur-undur, teman nasi kuning di restoran ini daging ayam dan bebek goreng. Menu ini bisa dibeli terpisah atau dalam bentuk paket dengan kremes, nasi kuning, dan lalapan.

Mengapa Rudy dan Yuliana menawarkan nasi kuning? Suami-istri yang asli Kota Gudeg ini mengaku mengamati restoran di sekitar daerah Pasar Minggu serta Kalibata dan menemukan banyak sekali warung makan nasi uduk, tapi tak ada yang menawarkan nasi kuning.

Awalnya, bebek goreng yang diorbitkan jadi andalan pendamping nasi kuning. Tapi, lantaran sudah terlalu banyak penjual bebek, akhirnya undur-undur lautlah yang jadi andalan. Rudy mengaku belum banyak yang memesan menu andalan itu lantaran banyak orang belum mencobanya.

Meski tawaran menunya menarik, restoran di tepi jalan raya ini bukan tempat yang nyaman untuk berlama-lama nongkrong. Jalanan yang bising, ditambah desain interior yang seadanya membuat pengunjungnya tak betah. Apalagi area parkirnya sempit, yang membuat pelanggan bermobil kesulitan memarkir mobilnya.

"Biasanya pengunjung datang dan memesan makanan untuk dibungkus dan dibawa pulang," kata Rudy. Restoran memang lengang siang itu. Tapi ada saja pelanggan yang datang dan memesan, lantas membawanya pulang.

Khasiat Undur-undur Laut
Undur-undur laut (Emerita sp.) biasa digunakan untuk umpan memancing di laut. Tapi masyarakat pesisir selatan biasa menjadikannya hidangan sehari-hari. Berbagai penelitian, termasuk yang dilakukan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, menemukan bahwa hewan yang hidup di dalam pasir pantai ini mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi dibanding hewan jenis crustacea lain, seperti udang, lobster, dan kepiting.

Asam lemak Omega-3 membantu perkembangan fungsi saraf dan penglihatan pada bayi. Karena itu, undur-undur laut dianjurkan bagi ibu hamil. Omega-3 juga berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan kolesterol jahat.

OKTAMANDJAYA WIGUNA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

4 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

7 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

16 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

18 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

19 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

19 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

22 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

24 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

32 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

34 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.