TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Matthew Perry ditemukan tak bernyawa di dalam bak air panas di rumahnya di California pada 28 Oktober 2023. Hasil pemeriksaan menyebut bintang yang populer lewat serial "Friends" ini meninggal dunia karena afek akut ketamin. Kondisi lain yang berandil pada kematiannya adalah tenggelam, penyakit arteri koroner, dan efek buprenorfin.
"Penyakit arteri koroner yang sudah ada memperburuk efek ketamin pada jantung," ujar dr. Marc Siegel, pengajar kedokteran di Pusat Medis NYU Langone, kepada Fox News Digital.
Hasil otopsi mengkonfirmasi Matthew Perry mendapat infus ketamin sejak 1,5 minggu sebelum kematiannya dengan dalih untuk mengatasi depresi dan kecemasan. Obat-obatan resep dokter dan bebas juga ditemukan di kediaman aktor berusia 54 tahun itu.
Apa itu ketamin?
Biasa digunakan untuk meredakan sakit oleh dokter dan dokter hewan, ketamin juga digunakan secara ilegal untuk kesenangan. Alcohol and Drug Foundation (ADF) Amerika Serikat menyebut ketamin sebagai obat disasosiatif, artinya menyebabkan orang terpisah dari raga dan lingkungan sekitar.
Pada sebagian orang, obat ini bisa menyebabkan halusinasi dan membuat pikiran dan emosi melayang, menurut ADF. Menurut Siegel, ketamin masuk dalam kelompok penisidlin atau PCP yang bisa menyebabkan halusinasi. Obat ini juga biasa dijual dalam bentuk cairan tak berwarna dan tanpa bau atau dalam bentuk bubuk, menurut laman National Drug Intelligence Center (NDIC).
Jika dijual dalam bentuk cairan atau bubuk, ketamin biasa dicampurkan dalam minuman atau diisap dengan rokok atau mariyuana. Sementara bubuk juga bisa dipadatkan menjadi pil sedangkan cairan disuntikkan.
Kapan ketamin bisa mematikan?
Dalam dosis tinggi, obat ini berbahaya buat kesehatan dan mempengaruhi kardiovaskular, pernapasan, dan fungsi saraf, yang bisa berakibat fatal. Beberapa risikonya termasuk tekanan darah naik, sulit bernapas, amnesia, tak sadarkan diri, kecanduan, masalah kordinasi, dan iritasi saluran kencing bawah.
"Penyebab umum kematian akibat overdosis adalah tak sadarkan diri, gagal pernapasan, tekanan darah rendah, aritmia jantung, koma, dan pingsan," jelas Siegel.
Pilihan Editor: Ketahui Gejala dan Penyebab Psikosis: Bisa Berbuntut Halusinasi dan Delusi