TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, popularitas obat diabetes Ozempic naik pesat karena dianggap efektif untuk menurunkan berat badan. Namun pakar tak menganjurkan untuk menggunakannya di masa liburan ini, terutama untuk menurunkan berat badan yang naik setelah Natal.
Meski manjur untuk mengontrol diabetes dan membuat langsing, beberapa pakar mulai mengkhawatirkan penggunaannya yang meluas dan dampaknya. Beberapa khawatir dampak media sosial yang ikut mempopulerkan penggunaan yang tak perlu dari obat ini untuk menurunkan berat badan.
Kepada Express.co.uk, Amanda Azzopardi, pendiri Amanda Azzopardi Aesthetics, mengatakan bahaya Ozempic dan bagaimana menyembuhkan efek sampingnya. Apalagi obat ini digunakan banyak kaum muda.
"Popularitas obat ini meningkatkan tekanan untuk menjadi langsing. Orang muda, contohnya, sangat rentan terpengaruh citra tubuh dan kepercayaan diri. Menggunakan injeksi untuk menurunkan berat badan bisa dikatakan mencapai berat badan dan penampilan tertentu menjadi preseden untuk tetap sehat," jelasnya.
Pengaruh buruk influencer
Ia juga mengkritik para influencer yang mempromosikan secara online cara berbahaya untuk lebih kurus. "Kekawatiran lain termasuk popularitas di media sosial, yang sangat berperan dalam membentuk cara orang berkomunikasi. Para influencer sekarang mendokumentasikan hidup mereka dan mempromosikan cara berbahaya seperti Ozempic untuk tetap kurus," tambahnya.
Baca juga:
Seperti obat-obatan lain, Ozempic juga punya efek samping. Salah satunya yang disebut Ozempic Face di mana orang terlihat memiliki kulit yang kendur akibat penurunan berat badan secara drastis. Jika pasien tidak bereaksi yang wajar terhadap penurunan berat badan ini maka akan menimbulkan masalah.
"Penting untuk mencatat penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat dapat berdampak pada kulit dan tubuh karena kekurangan nutrisi yang penting bagi tubuh dan kulit," tegas Azzopardi.
Pilihan Editor: Oprah Winfrey Akui Minum Obat Pelangsing, Pakar Sebut Pentingnya Kejujuran