Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mudah Mengatasi Anak GTM, Perhatikan Terlebih Dahulu

Editor

Dini Diah

image-gnews
Ilustrasi anak tidak mau makan. shutterstock.com
Ilustrasi anak tidak mau makan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGerakan tutup mulut (GTM) adalah salah satu tantangan umum yang dihadapi oleh para orang tua, khususnya ketika si kecil memasuki masa toddler atau balita. Pada fase ini, anak-anak mulai mengeksplorasi dunianya, termasuk dalam hal makanan, dan membuat mereka menjadi lebih pilih-pilih terhadap jenis makanan yang dikonsumsi.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penting bagi orang tua untuk memahami bahwa anak pada periode emas, dua tahun pertama kehidupan, membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, pengetahuan orang tua tentang cara mengatasi GTM pada anak menjadi kunci utama agar terhindar dari berbagai masalah, salah satunya stunting.

Beberapa pemicunya, yaitu kondisi kesehatan sedang kurang baik, pertumbuhan gigi, atau bahkan hipersensitif terhadap makanan. Meski begitu, hal ini bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi. Jika anak mengalami GTM, tidak perlu khawatir berlebihan, berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya:

1. Tetapkan Jadwal Makan yang Teratur

Menetapkan jadwal makan yang teratur menjadi kunci penting dalam mengatasi GTM pada anak. Dengan menjadwalkan waktu makan secara teratur, anak dapat lebih memahami ritme rasa lapar dan kenyangnya. Buat jadwal rutin tiga kali makan utama dan dua kali camilan dapat menjadi strategi efektif loh! Tak hanya itu, memberikan susu sebanyak dua hingga tiga kali sehari dengan takaran 500-600 ml per hari juga dapat menjadi bagian dari pola makan yang terencana. Penting untuk mencatat bahwa waktu makan per sesi tidak melebihi 30 menit. Dengan mengikuti jadwal yang terstruktur, kita dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan yang sehat dan terhindar dari GTM.

2. Buat Atmosfer Makan yang Menyenangkan

Buatlah momen makan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak Anda. Pastikan atmosfernya terkesan santai dan tidak tergesa-gesa. Cobalah berbagai cara untuk membuat suasana yang menyenangkan, seperti menyajikan hidangan yang menarik, ditemani dengan musik atau sambil berbagi cerita seru. Jangan pernah memaksa anak untuk makan saat mereka menolaknya, dan sebaliknya, berikan waktu dan tawarkan makanan kembali setelah beberapa saat.

Hindari pula menegur dengan keras jika mereka enggan makan, karena hal tersebut bisa membuat suasana semakin tidak menyenangkan bagi mereka. Sebagai gantinya, ajaklah mereka duduk bersama, sambil bercengkrama ringan atau memberikan penjelasan mengenai pentingnya makan dan dampaknya jika mereka tidak melakukannya. Dengan membuat suasana yang menyenangkan, Anda dapat membantu anak menikmati makanannya dengan tenang dan nyaman. 

3. Jangan Memaksa Anak

Memaksa anak untuk makan bisa menjadi bumerang, membuat mereka semakin enggan. Tekanan yang berlebihan dapat menghasilkan rasa stres dan kecemasan, yang justru dapat menghambat nafsu makan mereka. Jadi, saat anak menolak, alangkah baiknya jika kita memberikan ruang bagi mereka. Coba tawarkan kembali hidangan beberapa saat kemudian, tanpa menunjukkan sikap memaksa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penting untuk peka terhadap tanda-tanda ketidaknyamanan anak, seperti menutup mulut, memalingkan kepala, atau bahkan menangis. Alih-alih bersikeras, berikan anak waktu dan coba tawarkan makanan kembali dengan penuh kelembutan. Jika dalam rentang 10-15 menit tetap tidak bersedia, lebih baik akhiri sesi makan tersebut. Dengan memberikan ruang dan keleluasaan kepada anak, kita dapat membantu mereka menemukan kenyamanan dalam proses makan tanpa tekanan yang tidak perlu.

4.  Biarkan Anak Makan Sendiri

Mengizinkan buah hati Anda untuk menyantap hidangan sendiri bisa menjadi langkah penting dalam membentuk kemandirian mereka. Selain memberikan kesempatan belajar, hal ini juga dapat memperkaya pengalaman makan anak. Sederhana, Anda bisa menyiapkan peralatan makan yang sesuai dengan usia mereka, membiarkan mereka memilih hidangan favorit mereka, dan tentu saja, berikan dukungan positif saat mereka menjelajahi rasa dan tekstur makanan. Proses ini tidak hanya mengembangkan keahlian makan anak, tetapi juga memberikan mereka kepercayaan diri untuk menikmati momen berharga itu.

5. Teruslah Mencoba Memperkenalkan Hidangan Baru

Tantangan mengenalkan hidangan baru pada anak seringkali memerlukan kesabaran dan kreativitas. Meskipun mungkin sulit ketika mereka menolak untuk mencoba hidangan baru, jangan pernah menyerah! Teruslah buat pengalaman yang menyenangkan dengan menggabungkan hidangan baru dengan yang sudah dikenal oleh anak. Cobalah pendekatan yang beragam, seperti menyajikan hidangan baru dalam bentuk yang menarik atau bahkan memberikan contoh dengan cara menyantapnya sendiri. Ingatlah, melibatkan anak dalam proses pengenalan hidangan baru adalah kunci untuk merangsang minat dan membuat mereka lebih bersedia mencoba hal-hal baru.

6. Sajikan dalam Porsi Kecil

Memberikan makanan dalam porsi kecil menjadi kunci utama untuk menjadikan pengalaman makan anak lebih menyenangkan dan eksploratif. Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya merasa lebih nyaman, tetapi juga memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai jenis hidangan tanpa merasa terlalu kenyang. Hindari memberikan porsi berlebihan yang dapat membuat mereka terlalu kenyang atau merasa terpaksa. Jika anak menyukai hidangan tersebut, Anda dapat meningkatkan porsinya secara bertahap. Dengan melakukan hal tersebut, Anda tidak hanya merawat kebutuhan nutrisi anak tetapi juga membuat mereka merasa didukung loh!

Mengatasi kebiasaan GTM memang memerlukan waktu dan kesabaran. Ingatlah bahwa setiap anak unik dan mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah yang sesuai, Anda dapat membantu anak Anda menikmati pengalaman makan tanpa Gerakan Tutup Mulut yang mengganggu.

MAGDALENA NATASYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Anak Tak Nafsu Makan Bisa Jadi Penyebab Stunting

25 Januari 2023

Ilustrasi anak tidak mau makan. shutterstock.com
Hati-hati, Anak Tak Nafsu Makan Bisa Jadi Penyebab Stunting

Ahli gizi mengatakan stunting yang dialami anak dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab. Salah satunya GTM atau kurang nafsu makan.


Curhat Audi Marissa Menghadapi Anak Tak Mau Makan

19 Februari 2022

Audi Marissa dan Anthony Xie bersama putra mereka, Anzel Maverick Xie. Foto: Instagram/@audimarissa.
Curhat Audi Marissa Menghadapi Anak Tak Mau Makan

Audi Marissa mengaku sempat stres, menangis di depan suami, dan curjat ke teman-temannya saat Anzel tak mau makan.


Tips Parenting Saat Hadapi Anak Susah Makan, Ciptakan Mantra

4 Maret 2020

Ilustrasi anak tidak mau makan. shutterstock.com
Tips Parenting Saat Hadapi Anak Susah Makan, Ciptakan Mantra

Anak susah makan alias GTM biasanya terjadi pada anak usia dini dalam periode makan sehari-hari.