Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap perempuan bisa berdaya. Walau begitu, beberapa di antaranya memerlukan dukungan. Hal ini berlaku, khususnya bagi wanita karier yang sudah menikah. "Aku beruntung punya support system yang baik," kata Puteri Indonesia Pariwisata 2017 Karina Nadila dalam diskusi bertema Establishing Contemporary Women's Beauty & Health Balance pada 8 Maret 2024 di SOGO, Jakarta. 

Karina mengatakan support system bisa datang dari mana saja. Apakah kakek-nenek di keluarga, dan yang terpenting suami. 

Selain support system, ia pun mencoba untuk bisa membagi waktu semaksimal mungkin. Ia menceritakan pengalamannya waktu masih masa menyusui anaknya. "Saya itu harus menyusui langsung, tidak bisa pakai botol. Jadi saya harus atur kebutuhan anak dahulu," katanya. 

Salah satu yang dilakukannya adalah ia memastikan waktu yang tepat kapan harus memberikan ASI kepada anaknya. Sebelum berangkat mengikuti kegiatan ia memastikan sudah menyusui buah hati. Lalu ia pun tidak akan mengambil pekerjaan yang durasi perginya terlalu lama. "Seperti sempat ada tawaran Fashion Week, saya akhirnya menolaknya karena prioritas utama saya anak. Ajang Fashion Week kan memakan waktu," katanya. 

Saat anaknya sudah lebih besar ia pun mulai mengambil pekerjaan yang cocok untuknya. Namun ia tetap membagi waktu terbaik agar tidak meninggalkan anaknya terlalu lama karena bekerja. 

Mom Influencer Vega Karina setuju dengan rekannya, Karina Nadila. "Support system itu ngaruh banget, banyak wanita yang ingin bertahan saat berkarier walau sudah menikah. Dalam kondisi ini, suport system itu sangat penting," katanya.  

Dari pengalamannya, Vega merasa beruntung memiliki suami dan orang tua yang mau mendukungnya berkarier. Sang suami bahkan mendukungnya untuk terus produktif. "Asal saat pulang ke rumah, aku happy. Aku juga tidak marah-marahin anak," katanya. 

Syarat lain yang juga perlu untuk dipatuhi Vega adalah kesibukan Vega harus tetap membuat anaknya mencari dia saat pulang ke rumah. "Indikatornya, anak masih nyariin aku. Karena artinya anak masih dekat dengan aku. Artinya aku masih ada untuk mereka," kata Vega.  

Hal lain yang menjadi batas Vega untuk terus aktif menjadi dosen dan juga content creator adalah nilai akademis anak. Vega bercerita ia dan suami harus memastikan agar nilai anaknya yang sudah memasuki tingkat Sekolah Dasar tetap stabil. "Nilai stabil, anak bisa ngikutin pelajaran. Masa aku bisa ngajarin anak S2, tapi ngajarin anak SD aku nggak bisa," katanya. 

Support system dari orang tua pun sangat didapat Vega. Ia merasa beruntung karena orang tuanya tinggal tidak jauh darinya. Sehingga bila ia harus pergi melakukan aktivitasnya, sang ibu menawarkan bantuannya untuk menjaga anak-anaknya. "Mama malah senang kalau aku harus pergi, karena mereka bisa temenin anak-anak dan bermain dengan cucu," katanya. 

Asisten rumah tangga, kata Vega, juga bagian dari support system yang bisa membantu wanita berdaya dan berkarya. Vega pun memiliki ART yang membantunya dalam bersih-bersih rumah. Walau begitu, ketika urusan anak, ia lebih suka mempercayakan anaknya kepada ibunya atau keluarga lainnya. 

AVP Marketing Sogo Indonesia, Imelda Walla mengingatkan besarnya peranan perempuan di Indonesia yang berkaitan dengan tema International Women's Day tahun ini yaktu 'Inspire Inclusion. Tema ini mengingatkan kembali pentingnya keterlibatan perempuan pada berbagai aspek kehidupan saat ini mulai dari segi sosial, ekonomi, budaya hingga pencapaian politik. "Keterlibatan Sogo dalam rayakan International Women's Day merupakan bentuk apresiasi kepada pelanggan yang mayoritas perempuan," katanya. 

Pilihan Editor: Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia