TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Permata Dalima Serpong, Surya Ulhaq, mengatakan momen mudik Lebaran paling ditunggu jutaan orang untuk berkumpul bersama keluarga. Biasanya masyarakat akan menempuh perjalanan menggunakan moda transportasi apapun untuk tiba di kampung halaman. Sayangnya, perjalanan mudik mungkin tidak menyenangkan bagi sebagian orang yang mudah mabuk perjalanan.
“Ini harus diperhatikan, mabuk perjalanan itu dapat terjadi akibat otak menerima sinyal yang berbeda dari beberapa anggota tubuh,” katanya dalam webinar, Sabtu, 6 April 2024.
Surya mencontohkan kondisi orang yang mengalami mabuk perjalanan dalam kendaraan. Matanya seakan melihat pepohonan bergerak sedangkan otot maupun diri merasa tubuh diam dan tidak bergerak. Akibatnya adanya ketidaksinkronan, otak tidak bisa memproses informasi apakah tubuh benar diam atau bergerak.
Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut maka kemungkinan orang itu akan mengalami fobia atau kecemasan terhadap perjalanan jauh, migrain, hingga penyakit Parkinson. Untuk mengatasi mabuk perjalanan, Surya menyarankan mengatasi kondisi tersebut dengan mengatur posisi duduk hingga mendapatkan posisi nyaman. Misalnya duduk di dekat jendela atau menghadap lurus ke depan.
Selama perjalanan mudik pastikan tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu kenyang. Selain itu, dianjurkan juga tidak membaca buku atau bermain ponsel saat perjalanan. Hal tersebut dapat menjaga tubuh dalam kondisi yang nyaman dan mencegah rasa mual selama perjalanan. Kalaupun mabuk dirasa tidak berkurang, penderita dapat tidur dan beristirahat sebentar sebelum kembali memulai perjalanan.
“Cara lain bisa konsumsi makanan ringan atau dibantu permen yang berasa mint. Itu bisa mengurangi mabuk perjalanan. Jangan lupa tidur enam jam sebelum melakukan perjalanan,” sarannya.
Minum obat antimabuk
Selain penanganan mandiri, mabuk perjalanan juga dapat diatasi dengan meminum obat antimabuk. Surya menjelaskan supaya kinerja lebih efektif, obat dapat diminum dalam kurun waktu 1-2 jam sebelum perjalanan.
Menurutnya, beberapa jenis obat antimabuk bisa dibeli secara bebas di apotek. Obat-obatan itu biasanya mengandung dimenhidrinat yang berfungsi untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan.
“Tapi diingat ada obat yang juga memerlukan resep dokter, di antaranya domperidone, metoklopramid dan ondansetron,” ujar Surya.
Surya juga menyebut mabuk perjalanan berisiko lebih tinggi pada yang berusia 2-12 tahun, gemar bermain ponsel atau membaca saat di kendaraan, dan kurang istirahat sebelum memulai perjalanan. Kelompok lain yang rentan mengalami mabuk perjalanan adalah yang sedang mengalami perubahan hormon akibat kondisi tertentu, seperti menstruasi, hamil, atau sedang mengonsumsi pil KB.
Pilihan Editor: Dokter Sarankan Mudik Lebaran Jarak Jauh dengan Transportasi Umum, Ini Alasannya