TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa waktu belakangan ini, terjadi fenomena gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Salah satunya adalah PHK terhadap karyawan Perusahaan Sepatu Bata karena perusahaan tersebut telah resmi mengumumkan penutupan aktivitasnya pada awal Mei 2024.
Alasan lain dari terjadinya PHK oleh suatu perusahaan adalah nilai tukar rupiah dan situasi ekonomi yang tidak stabil. Setiap karyawan terutama di perusahaan swasta harus bersiap untuk kemungkinan terburuk tersebut.
Kekhawatiran utama setelah terjadinya PHK adalah bangkrut. Ada beberapa antisipasi yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi PHK dan kebangkrutan. Salah satunya adalah selalu menyisihkan gaji bulanan sejak jauh-jauh hari.
Saving money atau menyisihkan beberapa persen uang gaji Anda sebagai dana darurat dapat membantu Anda untuk bengkit dari kebangkrutan dan mencukupi biaya hidup sementara sesaat setelah di PHK. Yang perlu diperhatikan dari tips ini adalah hindari gaya hidup konsumtif.
Dilansir dari prakerja.go.id melalui Live Instagram di IG @prakerja.go.id, ada beberapa hal yang perlu diingat untuk kembali bangkit dari PHK ataupun di saat tidak memiliki kerjaan. Astrid Noviasari Suprapto selaku recruiter Pijar Indonesia bagian dari Telkom mengatakan penguasaan skill sangat diutamakan untuk mencari pekerjaan.
“Untuk teman-teman fresh graduate yang akan melamar kerja, carilah skill sebanyak-banyaknya. Selain itu, saat kuliah, cari jurusan sesuai pekerjaan yang diimpikan lalu milikilah skill yang inline dengan pekerjaan itu,” ungkapnya.
Hal yang terpenting menurut narasumber adalah sebagai pengangguran jangan terlalu banyak melamun dan meratapi keadaan saja, tetapi juga berusaha untuk keluar dari zona nyaman untuk kembali mencari pekerjaan lainnya.
“Agar saat menganggur tidak makin terjerumus, sebaiknya jangan bengong. Berusahalah keluar dari rumah, supaya tak malu pada tetangga, dan juga supaya tidak bengong dan membuat pikiran kita makin buruk,” sarannya,
Selain giat memotivasi diri untuk terus bekerja, hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah menjaga diri dari sosial media. Maksudnya adalah jejak digital yang baik sangat menunjang Anda untuk mencari kerja. Hal ini dikarenakan teknologi sekarang sangat memungkinkan perusahaan memantau sosial media Anda.
“Hati-hati di medsos. Jangan ikutan ngomong SARA dan rasis. Kita hidup sekarang seperti dilihat CCTV. Salah langkah sedikit, jejak kita di dunia digital tak akan hilang,” ujarnya.
Saat berada di fase kesulitan mencari kerja banyak orang yang menlamar ke berbagai perusahaan tanpa tahu latar belakang perusahaannya dan hanya berharap diterima bekerja. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa jadi data diri Anda digunakan untuk hal yang tidak baik.
“Hati-hati dalam kirim data diri, Berikan CV saja. Jangan berkas seperti KTP dan NIK-nya, NPWP dan data-data pribadi lain saat benar-benar diterima. Misalnya, saat penandatangan kontrak,” kata Astri.
Selalu menaruh kecurigaan di setiap lowongan kerja yang ada. Lowongan pekerjaan yang kompeten biasanya tidak memberikan biaya pendaftaran meskipun Anda akan mendapatkan benefit atau keuntungan yang besar jika bergabung dengan perusahaan tersebut.
ADINDA ALYA IZDIHAR | ANISA LUCIANA
Pilihan Editor: Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan