Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pusing saat Berdiri, Bisa Jadi Kerusakan Saraf karena Diabetes

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita sakit kepala/pusing. Shutterstock.com
Ilustrasi wanita sakit kepala/pusing. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika sering merasa pusing atau tak sadarkan diri saat berdiri, Anda mungkin mengalami diabetes. Begitu kata sebuah penelitian. Rasa pusing bisa disebabkan neuropati, jenis kerusakan saraf yang muncul pada penderita diabetes.

Para peneliti di Hungaria memperkiran penderita diabetes tipe 2 enam kali berisiko terkena neuropati. Mereka juga menemukan tanda kerusakan ini bertahun-tahun sebelum diabetes berkembang sepenuhnya. 

"Tujuan kami tak hanya mengidentifikasi orang dengan gangguan metabolisme karbohidrat tapi juga mendeteksi yang berisiko sedini mungkin," kata Professor Anna Körei dari Universitas Semmelweis, dikutip dari The Sun.

Komplikasi diabetes jangka panjang
Para ilmuwan itu mengklaim penemuan mereka bisa digunakan untuk menemukan gejala neuropati pada orang berisiko diabetes dan kemudian memperlambat atau mencegah terjadinya kerusakan saraf. Neuropati adalah komplikasi diabetes jangka panjang.

Kadar gula darah tinggi terkait diabetes bisa merusak saraf di seluruh tubuh. Jika berlangsung lama, hal ini bisa memicu kerusakan saraf dan gejalanya berbeda tergantung saraf mana yang terkena. Yang paling umum adalah periferal neuropati, yag menyebabkan kebas, kesemutan, sensasi terbakar, nyeri, kram, dan rasa lemah di kaku dan tangan. Kondisi ini bisa berkembang  ke seluruh tungkai di kemudian hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil penelitian dimuat di jurnal Frontiers in Endocrinology, mencari gejala neuropati pada orang dengan kadar gula darah normal namun berisiko tinggi terkena diabetes. Hal lain yang ikut berperan dalam perkembangan kondisi ini termasuk orang obesitas atau lansia.

Tak ada pengobatan untuk neuropati terkait diabetes. Namun obat-obatan bisa membantu melawan gejalanya. 

Pilihan Editor: Cegah Risiko Hipoglikemia Jadi Faktor Diabetes dengan Akupunktur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

5 jam lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

Berbagai penelitian sebut kopi punya banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan kesehatan jantung hingga turunkan risiko diabetes.


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

6 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

7 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

12 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

12 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

13 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

13 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

13 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

13 hari lalu

Ilustrasi Insulin. Shutterstock
Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

Bagi penderita diabetes, suntik insulin dapat dilakukan secara mandiri salah satunya dengan menggunakan insulin pen.