TEMPO.CO, Jakarta - Stres adalah respons alami tubuh terhadap berbagai tantangan fisik atau emosional. Namun sering kali tidak disadari bahwa stres juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, termasuk kadar gula darah.
Dilansir dari Medical News Today, ketika seseorang mengalami stres, tubuh merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon-hormon ini berperan dalam menaikkan kadar gula darah karena tubuh mencoba menyediakan lebih banyak energi dalam bentuk glukosa sebagai persiapan menghadapi ancaman atau tekanan. Proses ini dikenal sebagai "respons fight or flight", yang telah menjadi bagian dari mekanisme bertahan hidup manusia.
Selain itu, jika stres berlanjut dalam jangka waktu yang lama, tubuh mungkin kesulitan mengelola kadar gula darah dengan baik. Ini bisa memperburuk kondisi, terutama bagi orang dengan diabetes tipe 2, karena mereka sudah memiliki kesulitan dalam mengelola gula darah.
Tidak hanya itu, stres kronis juga dapat menyebabkan perilaku tidak sehat seperti makan berlebihan, kurang berolahraga, atau gangguan tidur, yang semuanya dapat memicu lonjakan kadar gula darah.
Hubungan Stres dan Gula Darah
Hubungan antara stres dan gula darah terjadi melalui beberapa mekanisme. Salah satunya adalah melalui perubahan hormon.
Ketika tubuh mengalami stres, kadar hormon seperti kortisol dan adrenalin meningkat. Hormon-hormon ini memberi sinyal kepada hati untuk melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah agar tubuh memiliki cukup energi untuk menghadapi situasi stres tersebut.
Bagi orang yang memiliki diabetes, terutama tipe 2, tubuh mereka mungkin tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif untuk menurunkan gula darah yang meningkat akibat pelepasan glukosa ini. Hal ini dikenal sebagai resistensi insulin, yang memperburuk kondisi penderita diabetes dalam mengontrol gula darah.
Selain itu, stres juga dapat menyebabkan peningkatan perilaku tidak sehat, seperti makan makanan manis yang dapat memperburuk kadar gula darah. Dikutip dari Diabetes UK, banyak orang cenderung makan lebih banyak, kurang tidur, atau mengabaikan rutinitas olahraga mereka saat merasa stres, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan gula darah.
Namun, tidak hanya gula darah yang meningkat, stres juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Ketika seseorang merasa cemas atau tertekan, mereka mungkin kesulitan untuk menjaga pola makan yang sehat atau mengikuti pengobatan yang dianjurkan. Hal ini bisa membuat pengelolaan gula darah menjadi lebih sulit dan menyebabkan komplikasi.
Mengelola Stres untuk Mengontrol Gula Darah
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stres dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Mengelola stres dengan teknik seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam dapat membantu menurunkan kadar hormon stres dan membantu menjaga gula darah tetap terkendali. Olahraga teratur sebagai salah satu cara terbaik untuk meredakan stres dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Sebagai tambahan, penting bagi individu yang hidup dengan diabetes untuk memperhatikan pengobatan mereka dan selalu berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasa stres mereka sulit diatasi atau memengaruhi pengelolaan diabetes mereka.
Pilihan Editor: Istri Gordon Ramsay Menderita PCOS, Apa Penyebab dan Akibatnya?