Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hindari Stres dan Kafein untuk Mencegah Gangguan Irama Jantung

Reporter

image-gnews
ilustrasi jantung (pixabay.com)
ilustrasi jantung (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Alexandra Gabriella mengatakan stres bisa memicu gangguan irama jantung menjadi cepat atau aritmia karena hormonal.

“Jadi kalau ada gangguan hormonal itu juga bisa menyebabkan gangguan detak jantung jadi cepat atau aritmia. Salah satunya, kalau stres memicu detak jantung tambahan,” kata dokter yang akrab disapa Gabi ini dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia di Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024.

Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan hormon diproduksi dari dalam tubuh dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui darah dari jantung. Hormon yang tidak stabil karena stres dapat mengganggu kelistrikan di jantung dan mengakibatkan detak jantung menjadi tidak stabil dan terasa ada detak tambahan yang tidak wajar. Selain stres, mengonsumsi kafein juga dapat mengakibatkan irama jantung menjadi tidak normal karena ada zat simpatomimetik yang memicu kenaikan tekanan darah.

“Kafein itu membawa agen simpatomimetik, artinya dia memang sebenarnya zat untuk memicu saraf simpatis yang memicu tensi tinggi, detak bertambah cepat,” jelas dokter di RS Pondok Indah Bintaro Jaya ini.

Hindari kafein
Ia menyarankan orang dengan riwayat darah tinggi dan gangguan irama jantung atau aritmia sebaiknya menghindari konsumsi kafein terlalu sering. Jika tidak memiliki riwayat masalah aritmia, Gabi menyarankan mengonsumsi kafein secukupnya dan untuk menghilangkan kantuk saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan irama jantung yang sehat dan normal adalah 60-100 kali per menit. Jika irama jantung terasa lebih cepat dan ada detak tambahan yang tidak teratur maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) atau memeriksa kelainan hormon pada tubuh.

“Detak jantung sedang istirahat normalnya 60-100 kali per menit. Kalau cepat pada saat istirahat harus periksa hormon tiroid, atau lagi diam tapi detak jantung 97 berarti ada sesuatu dengan jantungnya,” paparnya.

Pilihan Editor: Alasan Kita Perlu Makan Buah Persik, Baik buat Jantung dan Imun

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Dokter Penerbangan buat Penderita Penyakit Jantung yang Akan Bepergian

2 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat (pixabay.com)
Saran Dokter Penerbangan buat Penderita Penyakit Jantung yang Akan Bepergian

Pasien penyakit jantung koroner aman bepergian menumpang pesawat terbang namun perlu tindakan asesmen secara medis.


Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Perlu Dimulai di Usia 35-40 tahun

2 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Perlu Dimulai di Usia 35-40 tahun

Pencegahan penyakit jantung koroner pada usia lanjut sebaiknya dilakukan mulai usia 35-40 tahun. Simak penjelasan spesialis jantung berikut.


Kapan Waktu Terbaik Minum Kopi Menurut Kesehatan?

2 hari lalu

Setelah berbuka puasa, para pecinta kopi mungkin langsung ingin minum kopi. Namun, bolehkah langsung minum kopi saat berbuka puasa? Ini penjelasannya. Foto: Canva
Kapan Waktu Terbaik Minum Kopi Menurut Kesehatan?

Kopi yang dikonsumsi pada malam hari akan mengganggu ritme sirkadian atau siklus alami tubuh selama 24 jam.


Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

3 hari lalu

Ilustrasi seorang anak minum air putih. Shutterstock
Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

Terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas bisa meningkatkan risiko kesehatan, terutama kelompok rentan. Siapa saja mereka?


Serba-serbi Begadang: 6 Cara Jitu Badan Tetap Bugar Saat Harus Tidur Larut Malam

4 hari lalu

Ilustrasi begadang. Freepik.com
Serba-serbi Begadang: 6 Cara Jitu Badan Tetap Bugar Saat Harus Tidur Larut Malam

Di samping itu, kadang kala tidur larut malam, kadang disebut setengah begadang, harus dilakukan banyak orang untuk mengerjakan beberapa hal.


Rutin Mengonsumsi Kafein, Jangan Lupa Kenali Dampaknya untuk Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi kopi panas. Foto: Unsplash.com/Rene Porter
Rutin Mengonsumsi Kafein, Jangan Lupa Kenali Dampaknya untuk Kesehatan

Bagaimana pengaruh kafein pada tubuh yang dikonsumsi secara rutin berhari-hari?


Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

6 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar/berpisah. Shutterstock
Ragam Alasan Orang Kehilangan Cinta dan Hubungan Berantakan

Ada beberapa alasan kita tak cinta lagi pada pasangan sehingga berujung perpisahan. Berikut di antaranya.


Memahami Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Besar dan Penanganannya

7 hari lalu

Tim medis melakukan operasi jantung di ruang operasi di Klinik Saint-Augustin di Bordeaux, Prancis, 25 Oktober 2018. REUTERS/Regis Duvignau
Memahami Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Besar dan Penanganannya

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan diseksi aorta atau robeknya pembuluh darah besar, antara lain hipertensi, penyakit arteri koroner.


Penyakit Jantung Koroner Hantui Usia Produktif, Gaya Hidup Sehat Pencegahan Utamanya

7 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Penyakit Jantung Koroner Hantui Usia Produktif, Gaya Hidup Sehat Pencegahan Utamanya

Dokter menekankan pentingnya gaya hidup sehat bagi masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.


Kapan Pasien Penyakit Jantung Perlu Pasang Ring?

8 hari lalu

Ilustrasi Ring jantung. Vidio/Abott
Kapan Pasien Penyakit Jantung Perlu Pasang Ring?

Pakar mengatakan pemasangan ring jantung masih menjadi solusi efektif mengatasi penyumbatan pembuluh darah. Kapan diperlukan pasien penyakit jantung?