TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit orang yang senang membawa tas berukuran cukup besar karena bisa memuat banyak barang, mulai dari ponsel, dompet, tisu, sampai air minum, serta dompet kosmetik pada wanita. Belum lagi kalau tas tersebut masih dijejali laptop. Namun dokter mengingatkan risiko membawa tas terlalu berat.
"Memenuhi tas dengan barang-barang berat bisa merusak pergelangan tangan, siku, bahu, dan punggung, tergantung di bagian tubuh mana yang membawa tas," jelas Dr. Kevin Lees, direktur operasi ciropraktik di The Joint Chiropractic di Scottsdale, Arizona.
"Selalu prioritaskan membawa beban lebih sedikit. Anda juga bisa mengganti tas yang dapat mendistribusikan beban lebih seimbang dan nyaman. Menambah beban hanya akan merusak postur," tambahnya kepada HuffPost.
Para pakar pun sepakat tas besar yang hanya bisa dicantelkan di satu sisi atau bahu adalah penyebab rasa sakit di bahu, leher, dan punggung.
"Saya tak pernah membawa tote bag atau tas bahu yang besar. Bukan hanya bisa menyebabkan nyeri bahu tapi juga ketidakseimbangan beban hanya di satu sisi yang berpengaruh pada leher, kecuali hanya digunakan sebentar bukan untuk waktu yang lama," ungkap spesialis bedah saraf Dr. Luke Macyszyn.
Tas ransel lebih baik?
Tas ransel dianggap lebih baik dibanding tak bahu karena beban jadi terbagi di kedua bahu. Namun pakar tetap tak menganjurkan mengisinya dengan terlalu banyak barang dan berat.
"Idealnya berat tas tak lebih dari 10 persen berat badan," saran Lees.
Saat memilih tas ransel, perhatikan apakah desainnya ergonomis. Contohnya panjang tali yang bisa disesuaikan dan bantalan bahu yang cukup tebal dan nyaman. Lebib bagus lagi kalah ada bantalan di bagian belakang tas sehingga lebih nyaman di punggung.
Jika bawaan tak terlalu banyak, pakar lebih menyarankan tas pinggang atau tas selempang karena ukuran yang relatif kecil dan tak mengganggu punggung namun jangan selempangkan tas hanya di satu bahu tapi bergantian di kedua bahu.
Pilihan Editor: Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung