TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 30 persen lebih remaja putri di Indonesia menderita anemia atau kekurangan sel darah merah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun menyoroti masalah gizi pada siswi sekolah menengah yang berujung anemia.
"Data kita menunjukkan 30 persen lebih remaja putri itu anemia ," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam Gelar Wicara Gerakan Sekolah Sehat, Kamis, 13 Juni 2024.
Ia mengungkapkan anemia pada remaja putri merupakan hal yang harus ditangani sebab jika tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi kehamilan. "Bayangkan itu, hampir sepertiga potensi kelahiran anak Indonesia bisa stunting kalau kita enggak betul-betul menangani dengan sangat serius," ujarnya.
Kekurangan zat gizi mikro
Terkait hal tersebut, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Lovely Daisy, dalam kesempatan yang sama mengatakan kejadian anemia pada remaja umumnya disebabkan kekurangan zat gizi mikro. Ia menjelaskan kekurangan zat gizi mikro yang terdiri atas mikronutrien seperti vitamin dan mineral merupakan kondisi kekurangan zat gizi yang tak terlihat secara kasat mata.
"Salah satu dampak kekurangan zat gizi mikro adalah anemia, kurang darah. Anemia pada remaja kalau dilihat sebagian besar karena kekurangan zat besi," jelasnya.
Gejala anemia termasuk lemah, lesu, lelah, letih, dan lunglai (5L), biasanya baru dapat diketahui saat anemia sudah semakin parah. Pada usia remaja, anemia dapat berpengaruh pada konsentrasi belajar siswi yang juga akan menurunkan prestasi belajar.
"Kalau kita bisa melakukan penanganan anemia pada remaja pada saat sekarang, prestasi belajarnya dan mungkin juga prestasi dia, produktivitas di masa yang akan datang, dan juga menyiapkan generasi yang akan datang menjadi lebih sehat," ucapnya.
Daisy menyebut Kemenkes sedang menggalakkan kegiatan skrining pada remaja putri kelas 7 dan 10 sekolah menengah untuk mengetahui kadar hemoglobin dan memberikan obat penambah sel darah merah demi memperkuat kesehatan.
Pilihan Editor: Ahli Gizi: Cegah Anemia, Penuhi Nutrisi Anak di 5 Tahun Pertama