Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menguak Kaitan Diabetes Tipe 3 dengan Alzheimer

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mendengar penyakit tentang diabetes tipe 3? Sebagian orang pernah mendengar mengenai penyakit diabetes dengan tipe 1 dan tipe 2, dibandingkan dengan tipe 3.

Dilansir dari Psychology Today diabetes tipe 3 atau dikenal T3D secara resmi tidak diakui oleh organisasi seperti American Diabetic Association, atau American Psychiatric Association. Akan tetapi, beberapa ahli menyebutkan AD sebagai diabetes tipe 3 karena implikasi patologis yang membahas penurunan kadar glukosa secasa substansial dan bagaimana hal itu mempengaruhi kognisi dan memori otak. 

AD atau dikenal dengan penyakit Alzheimer merupakan kondisi progresif yang berdampak signifikan pada kognisi otak, memori, dan kemampuan fungsi eksekutif tinggi penting lainnya dari waktu ke waktu.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan (2024) yang termuat dalam laman Psychology Today, penyakit Alzheimer ini merupakan penyebab demensia yang paling umum, mencakup hingga 80 persen kasus, dengan sekitar 14 juta orang diproyeksikan akan didiagnosis pada 2060.

Penyakit AD dapat timbul dini dan lambat pada tubuh manusia. Pada gejala timbul dini,  AD dapat muncul ketika seseorang sebelum mencapai usia 60 tahun. Lalu, penyakit AD dapat timbul lambat pada seseorang dengan usia 60 tahun lebih. Gejala AD ialah:

- Amarah

- Perubahan perilaku

- Kebingungan

- Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari

- Pengurangan penilaian

- Kelupaan

- Sifat lekas marah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Perubahan suasana hati dan kepribadian

- Kekhawatiran visual dan spasial

- Penarikan

- Gangguan penalaran atau penilaian

Gejal-gejala tersebut terjadi pada penderita penyaki Alzheimer atau AD. Penyakit Alzheimer ini menyebabkan gangguan kognitif yang mungkin terjadi dan dapat menghambat kegiatan sehari-hari, serta pengontrolan emosi individu.

Penyakit AD disebut oleh beberapa ahli sebagai diabetes tipe 3, sebab adanya implikasi patologis yang membahas penurunan kadar glukosa secara substansial dan cara hal tersebut mempengaruhi kognis dan memori otak. Berdasakan resistensi insulin dan teori insulin, mungkin ada disfungsi pertumbuhan dan teori insulin, mungkin ada disfungsi pertumbuhan yang terkait dengan AD, yang dapat menyebabkan penurunan kognitif dan memori.

Selain itu, penelitian terbaru dengan istilah lain telah dipublikasikan dalam penelitian berbasis bukti dan pengalaman yang dikenal sebagai diabetes melitus tipe 3c atau T3Cdm, diabetes pancreatogenesis. Bentuk dari diabetes ini ialah terjadi ketika adanya disfungsi endokrinologi mempengaruhi pankreas, seperti kerusakan pada kelenjar eksokrin, yang dapat membahayakan kelenjar ensokrin. Kondisi ini begitu khas dan tidak dapat disamakan dengan T3D.

Lalu, penelitian terkait berbasis bukti terbatas menyatakan bahwa istilah T3D digunakan sebab resistensi atau intoleransi insulin mempengaruhi otak dan dapat menyebabkan demensia. De la Monte (2008) dalam laman Psychology Today, mengatakan bahwa AD dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, yang signifikan terhadap kinerja kognitif karena disfungsi insulin. Hal ini memperkuat argument bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh diabetes. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Mittal et al (2016) mengemukakan bahwa enzim tertentu (yaitu, enzim pengurai insulin) merupakan faktor signifikan dalam membedakan diabetes, terutama diabetes T2D ke T3D. 

Kemudian, studi baru dari Nguyen et al (2020) mengatakan “Pola makan tinggi kalori, gula, dan lemak, pola makan rendah serat, stats sosial ekonomi rendah, stres, ras, dan etnis, kurang aktivitas fisik, genetika, Riwayat keluarga, dan berat badan lahir”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor risiko umum T2D. Tidak hanya itu, para peneliti menekankan bahwa hipertensi dan lemak merupakan faktor kritis dalam AD.

Berbagai penelitian terbaru telah membuktikan sedikit demi sedikit perihal diabetes tipe 3. Tidak hanya itu, pemerintah dan klinik kredibel juga telah mulai menerbitkan informasi tambahan perihal diabetes tipe 3 dengan harapan dapat mengungkap fenomena baru ini.

Pilihan editor: Pengaruh Paparan Cahaya Terang di Malam Hari dan Risiko Diabetes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Spesialis Saraf Ingatkan Kurang Aktivitas dan Sosialisasi Berisiko Demensia

3 hari lalu

Ilustrasi demensia. REUTERS
Spesialis Saraf Ingatkan Kurang Aktivitas dan Sosialisasi Berisiko Demensia

Dokter saraf mengatakan perlunya deteksi dini demensia karena bisa berdampak pada kualitas hidup penderita maupun keluarganya.


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


Tak Bisa Dilakukan Sendiri, Neurolog Sebut Perlunya Berbagi Tugas Merawat Orang Demensia

4 hari lalu

Ilustrasi demensia. Pexels/Nilov
Tak Bisa Dilakukan Sendiri, Neurolog Sebut Perlunya Berbagi Tugas Merawat Orang Demensia

Perawat orang demensia sebaiknya berbagi tugas dengan anggota keluarga lain dan penting dilakukan karena perawat pun perlu waktu istirahat.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

4 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

5 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Perbedaan Demensia dan Alzheimer

10 hari lalu

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Perbedaan Demensia dan Alzheimer

Semua orang dengan Alzheimer mengalami demensia, tetapi tidak semua demensia disebabkan oleh Alzheimer.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

10 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

10 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

12 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Tips Mencegah Penyakit Alzheimer

12 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Tips Mencegah Penyakit Alzheimer

peningkatan kasus demensia dan penyakit Alzheimer, bentuk demensia yang paling umum.