TEMPO.CO, Jakarta - Buta warna merupakan suatu kelainan di mana sel kerucut pada retina mata tidak dapat menangkap spektrum warna. Karena itu, orang yang mengidap buta warna tidak dapat melihat beberapa warna atau warna mungkin tidak tampak cerah.
Buta warna disebabkan oleh faktor genetik. Artinya, buta warna tidak akan membaik atau memburuk dari waktu ke waktu. Buta warna juga dapat terjadi tanpa adanya faktor gen, seperti karena penuaan, penyakit mata, cedera, efek obat-obatan.
Mengapa buta warna banyak terjadi pada pria?
Dilansir dari Medicine Net, buta warna biasanya dialami pria daripada wanita dengan perbandingan perkiraan 1 dari 12 pria di dunia buta warna. Sedangkan wanita 1 dari 200 diketahui buta warna. Faktor buta warna ini biasanya karena keturunan atau genetik.
Buta warna yang disebabkan oleh faktor genetik berkaitan dengan gen defisiensi warna merah-hijau yang ditransfer melalui kromosom X. Kromosom X dan Y merupakan kromosom yang menentukan apakah nantinya terlahir sebagai laki-laki atau perempuan.
Laki-laki memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y, sedangkan perempuan memiliki 2 kromosom X. Gen yang dapat menyebabkan buta warna merah-hijau diturunkan pada kromosom X. Karena diturunkan pada kromosom X, kebutaan warna merah-hijau lebih sering terjadi pada pria.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan. Misalnya, laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X dari ibu mereka. Jika kromosom X tersebut memiliki gen buta warna merah-hijau (bukan kromosom X normal), mereka akan mengalami buta warna merah-hijau.
Sedangkan wanita memiliki 2 kromosom X, satu dari ibu dan satu dari ayah mereka. Sehingga, bagi wanita, gen defisiensi warna merah-hijau harus diturunkan melalui kedua kromosom X (oleh kedua orang tuanya) agar buta warna dapat berkembang.
Untuk buta warna total diturunkan pada kromosom lain, sehingga dapat berpengaruh kepada laki-laki maupun perempuan secara merata.
MELINDA KUSUMA NINGRUM | DELFI ANA HARAHAP
Pilihan Editor: Fakta tentang Buta Warna, karena Keturunan?