TEMPO.CO, Jakarta - Polio adalah nama pendek untuk poliomielitis. Polio menjadi salah satu penyakit yang berbahaya yang menyerang manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Wabah penyakit polio tersebar luas pada pertengahan abad ke-20.
Sampai saat ini belum ada obat yang ditemukan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Hingga pada saat virus ini merebak pemerintah di sejumlah negara terdampak melakukan imunisasi polio secara besar-besaran untuk menghentikannya agar tak makin meluas dan menelan korban.
Penurunan Kasus Polio Pada Sejumlah Negara di Dunia
Hari Imunisasi Nasional yang digerakkan di 19 negara Eropa dan Mediterania pada tahun 1995 serta 23 negara Afrika pada tahun 2004 membuahkan hasil yang sangat signifikan terhadap penurunan angka kasus polio. Pada tahun 1994 Amerika mendeklarasikan diri sebagai kawasan pertama di dunia yang memperoleh sertifikasi bebas polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selanjutnya pada 2000 Pasifik Barat juga telah bebas dari polio.
Hingga pada 2003 hanya endemik di 6 negara. Kemudian pada 2006, jumlah tersebut turun menjadi 4 negara. Kawasan Asia Tenggara milik WHO telah disertifikasi bebas polio pada tahun 2014, kawasan Afrika pada tahun 2020, dan kawasan Mediterania Timur telah membatasi jangkauan virus hanya ke beberapa distrik saja. Abad ke-21 kasus polio menurun secara drastis lebih dari 99% di seluruh dunia.
Kasus Polio Kembali Ditemukan Diketahui Virus Berasal Dari Vaksin
Meski angka penurunan kasus polio telah terjadi secara masif di seluruh dunia dalam 2 dekade belakangan dugaan ancaman kembalinya virus mematikan ini belakangan ini telah terjadi. Virus polio kembali dideteksi di kawasan Amerika Serikat tepatnya pada Juli 2022 lalu, kasus ini menjadi berita yang banyak diperbincangkan publik.
Virus tersebut diketahui menyerang seorang pria berusia pria 20 tahun yang belum divaksinasi. Pria tersebut didiagnosis dengan jenis yang dikenal sebagai "virus polio yang berasal dari vaksin (VDPV)." Ini adalah jenis yang terkait dengan virus hidup yang dilemahkan yang terkandung dalam vaksin polio oral (OPV).
Kasus polio juga terjadi kembali di Indonesia sejak kasus terakhir di terdeteksi di Aceh pada tahun 2006 silam. Melansir dari laman World Health Organization Indonesia melaporkan empat kasus virus polio pada Januari 2024 lalu.
Keempat kasus tersebut terjadi di dua wilayah di Indonesia yakni Provinsi Aceh dengan tiga kasus dan Jawa Barat dengan dua kasus. Diketahui jenis virus polio yang menyerang keempat orang tersebut serupa dengan kasus yang terjadi di Amerika yakni polio yang terjadi akibat infeksi virus dari vaksin tipe 2 (cVDPV2) yang beredar dari Oktober 2022 hingga Februari 2023.
Sebelumnya pada tanggal 20 dan 27 Desember 2023, Kementerian Kesehatan Indonesia juga memberi tahu WHO tentang dua kasus baru cVDPV2 yang terkonfirmasi. Satu kasus, dari Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, adalah seorang perempuan berusia 6 tahun, dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke Pulau Madura (Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur). Kasus kedua, seorang laki-laki berusia satu tahun, berasal dari kabupaten tetangga Pamekasan di Pulau Madura, Jawa Timur.
Melansir dari Pan America Health Organization menurut Dr. Gloria Rey, pakar polio dan Penasihat Regional di PAHO, jika virus polio hidup yang dilemahkan dapat beredar di populasi dengan cakupan vaksinasi rendah, virus tersebut dapat bermutasi dan kembali ke bentuk yang menyebabkan penyakit dan kelumpuhan. Hal ini menyoroti pentingnya mempertahankan cakupan vaksinasi yang tinggi di semua negara.
Melansir dari laman cdc.gov.vaccines vaksin VDPV dapat menyebabkan wabah polio kembali terjadi jika virus tersebut berada tempat-tempat dengan cakupan vaksin yang rendah. Selain itu, orang-orang dengan gangguan imunodefisiensi tertentu dapat menularkan virus dalam jangka waktu yang lama. Virus ini kemudian seiring waktu dapat bermutasi menjadi jenis baru dan dapat menginfeksi orang yang tidak divaksinasi.
Menurut Dr. Gloria Rey, pakar polio dan Penasihat Regional di PAHO, jika virus polio hidup yang dilemahkan dapat beredar di populasi dengan cakupan vaksinasi rendah, virus tersebut dapat bermutasi dan kembali ke bentuk yang menyebabkan penyakit dan kelumpuhan. Hal ini menyoroti pentingnya mempertahankan cakupan vaksinasi yang tinggi di semua negara.
Dengan ditemukannya kasus baru virus polio yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa pentingnya imunisasi polio secara menyeluruh, karena mutasi virus baru dapat menjadi lebih kuat dan menyerang siapa pun yang belum melakukan imunisasi seperti kasus yang baru terjadi.
Pilihan Editor: Jokowi Khawatir Wabah Polio Muncul Lagi