TEMPO.CO, Jakarta - Makan malam lebih awal mungkin tak mudah bagi sebagian orang. Tak sedikit yang baru bisa melakukannya setelah pukul 19.00 karena kesibukan atau masih dalam perjalanan pulang. Padahal makan malam terlalu larut sering bikin sulit tidur.
"Idealnya harus ada jeda tiga jam antara makan malam dan waktu tidur," kata Dr. Catherine Darley, pendiri Institute of Naturopathic Sleep Medicine, kepada HuffPost.
Artinya, jika biasa tidur pukul 22.00 maka Anda harus makan malam sebelum pukul 19.00. Dan para pakar tidur punya alasan bagus kenapa makan malam sebaiknya lebih awal.
"Setiap orang berbeda. Tapi bicara secara umum, makan berat sebelum tidur bisa bikin sulit tidur atau tidur nyenyak. Pasalnya, tubuh harus mencerna makanan di waktu seharusnya beristirahat," jelas Dr. Hana Patel, pakar tidur di Time4Sleep.
Dampak jangka pendek dan panjang
Patel menjelaskan ketika tubuh bekerja keras mencerna makan malam saat Anda berusaha untuk tidur maka bisa berakibat ketidaknyamanan sekaligus mencegah bakteri baik untuk beristirahat sehingga mengganggu hormon-hormon yang mengatur siklus tidur-bangun. Dalam jangka pendek, hal ini bisa menyebabkan refluks asam. Untuk jangka panjang bisa menyebabkan peradangan dan menambah risiko obesitas.
Darley menambahkan makan larut malam bisa merusak irama sirkadian tubuh atau siklus 24 jam yang merupakan bagian jam internal tubuh. "Karena makan adalah aktivitas saat terjaga, makan terlalu larut memberi sinyal tubuh harus terjaga," ujarnya.
"Sebagian orang lebih terpangaruh dampak makan larut malam, seperti penderita masalah perut atau diabetes. Mereka mungkin mendapati makan terlalu malam membuat masalah tidur semakin buruk," tambahnya," papar Dr. Shelby Harris, psikolog klinis dengan spesialis pengobatan perilaku tidur.
Pilihan Editor: Pilihan Makanan Pengaruhi Kualitas Tidur, Simak Saran Pakar