TEMPO Interaktif, Jakarta - Para peneliti menghentikan serangkaian studi jangka panjang pengujian obat Antiretroviral truvada pada ribuan perempuan Afrika yang berisiko tinggi terinfeksi HIV setelah data awal menunjukkan tingkat infeksi HIV yang sama di antara perempuan yang menggunakan Truvada dan mereka yang menggunakan plasebo.
Banyak ahli mengatakan hasil penelitian, yang dikenal sebagai FEM-PrPP, itu mengecewakan karena Truvada dianggap sebagai obat terobosan untuk pencegahan HIV di antara laki-laki gay. Para peneliti percaya Truvada juga akan memiliki efek terhadap perempuan berisiko tinggi di Afrika.
"Kami terkejut atas hasilnya," kata Dr. Timothy Mastro, wakil presiden ilmu kesehatan dan perkembangan pada FHI, organisasi nonpemerintah yang mengawasi studi itu. "Kami diberitahu bahwa tidak ada manfaatnya untuk melanjutkan penelitian hingga beberapa bulan mendatang."
Sejumlah alasan memberikan kontribusi terhadap temuan itu, menurut Mastro. Salah satu alasannya, menurut organisasi itu, para perempuan itu mungkin tidak minum obat seperti yang disarankan atau obat tersebut mungkin tidak bekerja pada perempuan seperti pada laki-laki.
"Data terakhir itu belum dikonfirmasi," kata Mastro. "Jadi pada titik ini, yang bisa kami sampaikan bahwa penelitian ini tidak dapat menyimpulkan bahwa Truvada bekerja untuk perempuan."
ABCNEWS | ERWIN Z.