Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Wine' Asal Thailand Serbu Dunia  

image-gnews
Foto: Khao Yai Winery
Foto: Khao Yai Winery
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Gajah dan Chao Phraya, Grand Palace dan Tom Yam Kung, serta kota tua dan spa. Kita bisa menggambarkan wisata Thailand dengan berbagai keasyikan, keindahan, atau kelezatan cita rasa masakan khas negeri itu.

Tapi, siapa sangka Thailand juga menjadi salah satu pembuat wine terbaik di dunia sejak 15 tahun silam. Berpusat di Gunung Khao Yai--dalam bahasa Thai berarti Gunung Besar--tiga besar daerah penghasil wine di Thailand terdapat di Granmonte, PB Valley, dan Village Farm.

Uniknya, daerah tersebut tak menjadikan tempat produksi wine mereka sebagai pabrik semata. Winery atau pusat pembuatan wine itu juga melengkapi lahannya dengan restoran, cottage, dan pelbagai kelengkapan layaknya sebuah tempat wisata. Lengkap dengan pemandu yang akan menjelaskan, mulai dari cara pembuatan, tata cara penyajian, hingga perbedaan berbagai jenis wine saat acara mencicipinya.

Tourism Authority of Thailand (TAT) mengundang Koran Tempo menjelajahi pusat pembuatan wine ini pada pertengahan April lalu. Perjalanan ke Khao Yai, yang terletak di Provinsi Nakhon Ratchasima, dari Bangkok yang ditempuh sekitar tiga jam lumayan lancar.

Padahal, sehari sebelumnya, kami diminta berangkat lebih pagi karena dugaan lalu lintas keluar kota akan macet total. "Masyarakat Thailand sedang merayakan Festival Songkran. Ini liburan panjang berkaitan dengan peringatan tahun baru masyarakat Thailand. Kami biasanya mengisi liburan ini dengan pulang ke kampung halaman," kata Khun Jitee, pemandu kami.

Benar saja, sepanjang perjalanan, Tempo melihat warga Bangkok bepergian dengan keluarganya menggunakan mobil-mobil yang dipenuhi perlengkapan dan oleh-oleh buat sanak saudara di kampung halaman--layaknya orang Indonesia dengan budaya mudiknya.

Begitu memasuki area Khao Yai, oksigen semakin tipis--katanya sedikit-banyak mirip Puncak, Bogor--walaupun saat kami datang udara terasa kering dan panas. "Tapi, biasanya di sini cukup dingin, apalagi kalau malam hari," kata Jitee. Uniknya, jika Anda berwisata ke Thailand, hampir tak mungkin mencapai Khao Yai ini sendirian karena memang tidak ada kendaraan umum. Mau tak mau jasa pemandu wisata harus digunakan.

Padahal di kawasan ini juga ada taman wisata yang menarik dan masih asri dengan banyaknya hewan liar di habitat aslinya. Selain perkebunan anggur, Khao Yai juga memiliki alam yang cocok untuk beternak sapi. Tak mengherankan jika produksi susu, keju, dan es krim juga berkembang di sini.

Misalnya di Chok Chai Farm, yakni perkemahan eksklusif sekaligus sarana hiburan bagi keluarga bertema kehidupan koboi, yang dilengkapi peternakan, tempat pembuatan es krim, rodeo, berkuda, dan berbagai acara menarik bagi seluruh keluarga. "Kamar" yang berbentuk tenda eksklusif (dengan penyejuk udara) juga menciptakan pengalaman tersendiri.

Akhirnya, setelah melewati perjalanan panjang yang berliku, kami sampai di salah satu winery. Jalur-jalur pepohonan anggur yang tertata rapi sungguh menjadi kenikmatan tersendiri bagi mata, diselingi berbagai pohon buah, seperti jambu dan mangga, yang khas daerah tropis.

Dr. Piya Bhirombhakdi, sang pendiri perusahaan yang memproduksi bus Singha yang terkenal itu sekaligus pemilik PB Winery, pun bercerita. Ia merambah bisnis wine karena memang pencinta wine. Tapi, tampaknya ia sadar bahwa produksi wine bukanlah hobi murah. Tak aneh bila melihat segala hal yang dilakukan di PB Winery dilakukan dengan serius.

"Bibitnya kami beli dari sejumlah negara penghasil anggur terbaik. Tapi kemudian kami lakukan banyak penelitian untuk melihat apa yang paling baik tumbuh di Thailand," kata Heribert Gaksch, Manajer Pengembangan PB Winery, yang menemani kami berkeliling di winery-nya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang tak mudah berusaha menumbuhkan anggur berkualitas dari negara-negara beriklim dingin di Thailand yang kadang panasnya sama dengan Indonesia. "Tapi, Thailand juga punya kelebihan. Jika di Eropa kami harus menunggu selama musim dingin, di sini kami justru bisa panen lebih banyak," kata Gaksch.

Hingga saat ini PB Winery sudah menghasilkan beberapa jenis minuman anggur andalan, mulai Pirom, Shiraz, Chenin Blanc, Clombard, hingga sebuah wine campuran antara Syrah dan Chenin Blanc. Sawasdee Khao Yai, PB Khao Yai Reserve, dan Pirom Khao Yai Reserve adalah merek minuman anggur terbaik dari PB Winery.

Wine produksi PB Winery ternyata sudah beberapa kali meraih penghargaan dari asosiasi produsen anggur dunia di Austria. Perkumpulan ini secara rutin mencari anggur terbaik di dunia. Para penguji melakukan penelitian tanpa mengetahui anggur dari negara mana yang mereka uji.

Setelah lelah berkeliling di perkebunan anggur dan winery dengan tong-tong kayu besar dan tabung-tabung baja yang mengeluarkan bau keras khas minuman beralkohol, kami juga disuguhi acara mencicipi wine.

Berbagai pengetahuan tentang wine, mulai dari jenis hingga penggunaannya yang cocok dalam sebuah acara, diberikan kepada para tamu sambil mencicipi berbagai anggur ditemani camilan biskuit dan potongan-potongan keju. "Dalam mencicipi anggur, ada tiga aspek, yakni melihat kilaunya, menghirup aromanya, dan menghirup cita rasanya," kata salah seorang ahli wine di PB Winery. Bagi Anda yang tidak minum minuman beralkohol, winery menyediakan jus anggur segar.

"Sejauh ini kami sudah memasok ke beberapa hotel di Bangkok, meski mungkin Anda tak langsung mendapatkan nama PB Winery di kemasannya," kata Gaksch. Lalu, apa bedanya?

Nah, ini bisa Anda dapat dari lambang PB Winery berupa burung rangkok atau hornbill. "Burung hornbill itu kami ambil karena di Thailand burung besar ini adalah lambang kesuburan," kata Gaksch lagi. Memang bukan burung rangkok yang menjadi musuh produksi anggur.
"Satu-satunya musuh kami yang ganas adalah jamur berupa serbuk yang menyerang akar batang hingga daun anggur. Anda tahu kan, mirip hama yang sering menyerang tanaman mawar," ujarnya.

Untungnya, anggur adalah tanaman yang cukup baik hati. Hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Selain buah, daunnya bisa digunakan untuk campuran masakan.

"Di sini kami juga mengolah biji dan kulitnya untuk produk kecantikan wanita. Biji anggur punya kadar antioksidan yang cukup tinggi," kata Gaksch sambil menyebut rangkaian produk kecantikan dengan aroma yang segar dan manis. Setelah menyelesaikan kunjungan ke winery ini, kami mencicipi hidangan makan siang di Great Hornbill Grill Restaurant yang menyajikan masakan khas dari Barat dan Thailand.

UTAMI WIDOWATI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pura Mangkunegaran Gelar Pengetan Kamardikan, Hadirkan Iwan Fals dan Nadin Amizah di Konser Dua Generasi

16 jam lalu

Pimpinan Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X (tengah) memaparkan rangkaian acara Pengetan Kamardikan Indonesia yang akan digelar di Pura Mangkunegaran Solo, saat konferensi pers, Jumat, 26 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pura Mangkunegaran Gelar Pengetan Kamardikan, Hadirkan Iwan Fals dan Nadin Amizah di Konser Dua Generasi

Pura Mangkunegaran Solo akan menggelar rangkaian acara Pengetan Kamardikan Indonesia, rangkaian acara memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79


KJRI Toronto Menggelar Indonesian Food Festival 2024

2 hari lalu

KJRI Toronto menggelar Indonesian Food Festival 2024 pada Sabtu, 20 Juli 2024. Sumber: dokumen KJRI Toronto
KJRI Toronto Menggelar Indonesian Food Festival 2024

KJRI Toronto menggelar acara Indonesian Food Festival 2024 untuk mempromosikan kuliner dan budaya Indonesia. Lebih dari 5 ribu pengunjung menghadiri.


Gerak Cepat UMKM Kuliner Meraup Cuan di Pameran GIIAS 2024

5 hari lalu

Pengunjung pameran GIIAS 2024 tampak memadati area pelataran ICE BSD City, Tangerang, Banten, yang dikhususkan untuk UMKM kuliner, Ahad, 21 Juli 2024. TEMPO/Nandito Putra
Gerak Cepat UMKM Kuliner Meraup Cuan di Pameran GIIAS 2024

UMKM yang menjual berbagai jenis kuliner turut memeriahkan pameran GIIAS 2024.


Daftar Kuliner Khas Bekasi, mulai Gabus Pucung sampai Kue Procot

6 hari lalu

Ilustrasi sayur Gabus Pucung. Dok.TEMPO/ Arif Fadillah
Daftar Kuliner Khas Bekasi, mulai Gabus Pucung sampai Kue Procot

Jika berkunjung ke Bekasi, sayang untuk melewatkan beragam kuliner yang nikmat, mulai gabus pucung, bandeng rorod, kue dongkal, sampai kue procot.


Menyantap Hidangan Nasi Lemak hingga Nasi Rendang di Atas Ketinggian 36 Ribu Kaki

17 hari lalu

Nasi Lemak Pak Nasser di AirAsia (airasia.com)
Menyantap Hidangan Nasi Lemak hingga Nasi Rendang di Atas Ketinggian 36 Ribu Kaki

Tiga menu andalan berbahan santan AirAsia yakni Nasi Lemak pak Nasser, Uncle Chin's Chicken Rice, dan Plant Based Nasi Rendang.


5 Negara Tanpa Malam dengan Tradisi Kuliner Terkenal

21 hari lalu

Asap mengepul saat gunung berapi meletus di dekat Grindavik, Islandia, 16 Maret 2024. Gunung berapi itu memuntahkan lava berwarna oranye terang ke udara yang sangat kontras dengan langit malam yang gelap. Melissa Ezair/via REUTERS
5 Negara Tanpa Malam dengan Tradisi Kuliner Terkenal

Fenomena tanpa malam di 5 negara ini tidak hanya mempengaruhi pola tidur dan aktivitas penduduk, tetapi juga tradisi kuliner mereka.


10 Makanan Khas Palestina yang Populer dan Wajib Dicoba

23 hari lalu

Makanan khas palestina. Foto: Canva
10 Makanan Khas Palestina yang Populer dan Wajib Dicoba

Makanan khas Palestina memiliki jenis yang beragam dan menggunakan bahan dasar tradisional seperti kacang, minyak zaitun, hingga rempah yang khas.


Pasar Kangen Jogja Digelar Akhir Pekan Ini, Ada Aturan Khusus soal Sampah

24 hari lalu

Perhelatan Pasar Kangen di Markas Polda DIY Maret 2023. (Dok. Istimewa)
Pasar Kangen Jogja Digelar Akhir Pekan Ini, Ada Aturan Khusus soal Sampah

Pasar Kangen Jogja menghadirkan 280 stand kuliner dan barang lawasan pada 4-7 Juli 2024 di Taman Budaya Yogyakarta.


7 Makanan Khas Kuningan Jawa Barat yang Sayang untuk Dilewatkan

35 hari lalu

Nasi Kasreng. Foto: TelusuRI| Nita Chaerunisa.
7 Makanan Khas Kuningan Jawa Barat yang Sayang untuk Dilewatkan

Banyak tempat makan dan hidangan menggugah selera yang bisa menambah pengalaman menyenangkan saat liburan di Kuningan Jawa Barat.


Kampanyekan Diplomasi Makanan, Australia Kenalkan Menu Baru Olahan Daging Domba di Surabaya

35 hari lalu

Chef asal Australia Bent Draper demonstrasi memasak bertema
Kampanyekan Diplomasi Makanan, Australia Kenalkan Menu Baru Olahan Daging Domba di Surabaya

Kedutaan Besar Australia Jakarta bersama Konsulat Jenderal Australia Surabaya mengkampanyekan diplomasi makanan bertema "Taste of Australia."