Banyak hormon, terutama yang berpengaruh pada pertumbuhan dan tingkah laku adalah yang paling nyata pada wanita dan pria. Namun, wanita yang paling sering digambarkan perilakunya dipengaruhi oleh hormon.
Ada beberapa hormon memang khusus ada di tubuh wanita. Hormon reproduksi yang dihasilkan oleh ovarium, tidak hanya terlibat dalam pertumbuhan, perawatan dan atau perbaikan pada jaringan reproduksi, tapi juga seluruh tubuh.
Laman medicinenet, 6 Mei 2011, menyebut, hormon-hormon reproduksi ini akan menjadi masalah bagi wanita-wanita yang berjuang untuk memiliki tubuh rendah lemak, seperti atlit, model dan balerina. Atau bisa juga kepada mereka yang mengalami kelainan dalam masalah makan.
Wanita yang memiliki lemak tubuh rendah tidak menghasilkan jumlah hormon reproduksi yang cukup. Mereka, selanjutnya sering mengalami hambatan menstruasi, osteoporosis (tulang berpori), dan patah tulang karena tulang rapuh.
Sewajarnya pada saat menopause, produksi hormon estrogen dan progesteron menurun dibandingkan wanita yang belum mengalami menopause.
Banyak doktor yang memberikan terapi hormon (HT, HRT, ERT, ET) untuk meredam gejala ini. Akan tetapi, terapi ini harus diberikan untuk periode yang pendek karena bisa memicu serangan jantung dan bisa meningkatkan resiko kanker payudara.
Masalah-masalah hormon pada wanita tidak terbatas hanya pada hormon-hormon reproduksi saja. Sebagai contoh, penyakit thyroid, hyperthyroidism (fungsi berlebihan kelenjar thyroid) dan hypothyroidism (penurunan fungsi kelenjar thyroid), lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
DEWI RETNO