Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enam Mitos Vaksin Flu  

image-gnews
Dailymail.co.uk
Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Flu adalah penyakit yang kerap dianggap ringan oleh para penderitanya, padahal belum tentu demikian. Di Amerika, selama musim flu 2011-2012, sebanyak 128 juta orang (42 persen dari penduduk negeri tersebut) menerima suntikan vaksin flu. Jumlah tersebut sama dengan 43 persen mereka yang divaksin tahun lalu. Di Indonesia, vaksin flu juga semakin populer. Namun, di Amerika sendiri beredar berbagai mitos mengenai vaksin flu ini. Berikut mitos-mitos tersebut :

1. Anda bisa saja terkena flu atau kasus ringan flu akibat vaksin flu
Menurut Dr. Dennis Cunningham, dokter spesialis penyakit infeksi di Nationwide Children's Hospital Columbus Ohio, suntikan vaksin flu tidak mengandung virus hidup, hanya protein viral. "Sangat tidak mungkin terkena flu dan sangat tidak mungkin menyebarkan flu dari suntikan," ujar Dr. Cunningham seperti dikutip LiveScience, 28 Oktober 2012.

Setelah divaksin, sebagian orang kemungkinan mengalami nyeri di tangan di wilayah yang diinjeksi atau mengalami demam ringan. "Ini adalah reaksi dari vaksin, bukan infeksi flu yang sesungguhnya atau flu ringan sekali pun," kata dr Cunningham. "Orang dengan reaksi ini bisa pergi bekerja, sebab ini bukan flu. Jika Anda flu, Anda akan merasa letih, panas, dan sakit." 

2. Vaksin flu tidak aman untuk wanita hamil atau bayi
Menurut Dr. Cunningham, vaksin flu aman untuk wanita hamil dan bayi berusia lebih dari enam bulan. Selain itu, wanita hamil yang divaksin bisa menurunkan risiko menyebarkan infeksinya kepada bayi dalam kandungannya.

3. Antibiotik bisa melawan flu
Antibiotik hanya membunuh bakteri, sedangkan flu disebabkan oleh virus. Memang, kata Dr. Cunningham, ada obat antiviral yang bisa melawan flu. Namun, obat ini baru bereaksi 48 jam setelah gejala flu muncul. "Kebanyakan orang pergi ke dokter dan melewatkan tanda 48 jam tersebut," ujar dia.

4. Anda tidak perlu vaksin flu jika sudah pernah mendapatkannya tahun lalu
Ada dua alasan orang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin flu setiap tahun, ujar Dr. Cunningham. Pertama karena strain flu yang beredar dari tahun ke tahun berubah. "Seperti juga pilek, ada lebih dari satu tipe virus yang menyebabkan flu," kata dia. Alasan kedua, karena imunitas yang berkembang setelah disuntik berkurang atau melemah seiring bertambahnya waktu

5. Vaksin flu mengandung thiomerosal sehingga berbahaya
Thiomerosal "pengawet yang mengandung merkuri" tidak pernah dikatakan berbahaya, kata Dr. Cunningham. Tipe merkuri yang dikaitkan dengan kerusakan sistem saraf adalah methyl mercury. Karena itu pula, wanita hamil harus menghindari methyl mercury yang terkandung dalam sejumlah ikan. Sebaliknya, thiomerosal mengandung ethyl mercury.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr Cunningham juga menjelaskan bahwa hanya sedikit sekali kandungan thiomerosal dalam lusinan botol vaksin karena fungsinya hanya untuk memastikan bahwa di dalam botol tersebut tidak tumbuh bakteri. Botol secara individu tidak mengandung thiomerosal.

6. Terkena flu memang menyakitkan, tapi ini bukan penyakit serius
"Flu adalah penyakit yang sangat serius," ujar Dr. Cunningham. Setiap tahun, antara 15 juta hingga 60 juta kasus flu dilaporkan. Lebih dari 200 ribu orang terkena flu yang masuk rumah sakit setiap tahun. Selain itu, tiga ribu hingga 50 ribu orang di Amerika meninggal akibat flu setiap tahunnya.

Salah satu alasan orang tidak mempersepsikan flu sebagai penyakit serius adalah karena kasus-kasus stomach flu dipahami secara keliru sebagai infeksi virus influenza. "Influenza yang sesungguhnya adalah infeksi paru-paru dan sistem pernapasan," ujar dia. Orang yang terinfeksi flu akan mengalami nyeri tubuh, demam, tinggi dan hidung tersumbat.

LIVE SCIENCE I ARBA'IYAH SATRIANI

Berita Lainnya:
SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras''
Jokowi: Jika Terus Pelototi Uang, Kapan ke Kali?
Alasan Angkot Kalah Pamor dengan Motor
6 Tempat Menarik di Maumere
Lima Wisata Bahari Maumere
5 Hal Unik di Pasar Geliting Maumere

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.