Lima peraih penghargaan yakni, Irma Engelen, dari Yogyakarta, yang mengolah limbah kertas koran, majalah dan brosur menjadi pajangan rumah, Deya Living, dari Solo, mengolah limbah kayu jati bekas bangunan menjadi mangku, piring dan aksesoris rumah. (Baca : Festival Ekonomi Kreatif Tampilkan Napi Craft 2014)
Lalu, Esa Design, dari Bandung, yang mengolah limbah benang sisa pabrik tekstil menjadi benang rajut dan rajutan. Juga Joyce Spiro, dari Jakarta, yang mengolah limbah pecahan keramik kuno menjadi aksesoris seperti bros, cincin dan liontin. Dan Rapu, dari Bandung, yang mengolah limbah kantong plastik bekas menjadi tas dan dompet rajut.
Lima peraih penghargaan pilihan adalah, Jopajapu Living Art, dari Solo, yang mengolah limbah kayu pinus menjadi kriya unik berukuran kurang dari sebesar jari berupa diorama kegiatan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.
Daughter of Klaten, dari Yogyakarta, yang mengolah limbah bungkus kemasan menjadi serat-serat tipis untuk bahan kombinasi tas batik.
Dari Bandung, Faturohman mengolah limbah kain dan kertas daur ulang dari bahan serat batang pohon pisang untuk sampul buku dan kotak kardus.
Mizz Collection, dari Jakarta, yang mengolah limbah tembaga bekas kabel untuk pajangan rumah berbentuk ukiran batik.
Dan Tokamoka dari Bandung, yang memanfaatkan limbah peti kayu dan koran menjadi mainan anak dan pajangan rumah.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Posisi BAB Terbaik, Jongkok atau Duduk?
Perhiasan Gaya Wabi-Sabi dari Jepang
Tukang Batu ala Rosalyn Citta Paramitha
Pilih Bali, Nagita Slavina Ingin Cepat Punya Anak