Potongan baju-baju ini juga dibuatnya untuk menghadapi tren 2016, yakni berbahan kaku dan berwarna cerah. Bahan sutra Sengkang juga agak kaku, jadi tampak indah saat dibentuk. “Pada umumnya sarung (sabbe) untuk sarung, biasa dipasangkan dengan baju bodo,” katanya kepada wartawan. Dia berharap kain sabbe ini juga dikenal, tak hanya kain batik.
Dia juga memperkenalkan karya-karya sabbe-nya sampai ke luar negeri. Tahun lalu, Toto digandeng oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Makassar untuk ikut mempromosikan pakaian khas Bugis Makassar ini di Moscow Winter Festival 2014.
Sarung sabbe, kata Toto, bisa dibuat kasual untuk ke kantor. Melalui karyanya, Toto melabrak tradisi umum, bahwa orang tidak berani memakai kain ini ke kantor. Tapi Toto membuktikan melalui rancangan kasualnya kali ini. Untuk pilihan warna sendiri, ia kadang terinspirasi oleh warna kupu-kupu endemik di Bantimurung.
REZKI ALVIONITASARI
Toto Supangat Bermain Sabbe