Sepintas, lubang berdiameter sekitar 1 meter di lokasi penambangan ini mirip sarang ular di kemiringan tebing. Di setiap mulut lubang, satu-dua pria bertubuh kekar keluar-masuk sambil memegang senter. Tubuh mereka belepotan keringat bercampur tanah. Dari dalam lubang inilah, batu akik dengan sebutan batu edong oleh warga sekitar itu ditemukan.
Selanjutanya baca:
Demam Akik: Inilah Batu Super yaling Diburu Kolektor (4)
Deman Akik: Meroket Setelah Obama Sentuh Bacan
Batu edong memiliki lima warna: merah cabai, hijau, hitam, kuning, dan putih tulang. Maman, pensiunan pegawai Perusahaan Listrik Negara, yang mulanya menjual batu Garut dengan cara berkeliling ke Tasikmalaya, Bandung, Cirebon, dan Jakarta, mengaku saat ini memasok batu akik Garut ke Jepang dan Belanda. “Cincin ini harganya sekarang di Belanda Rp 500 juta,” ujarnya sambil menunjukkan sebuah cincin bermata batu Garut.
Selain warna, batu Garut yang paling banyak diburu adalah yang memiliki corak lukisan, baik menyerupai pemandangan alam, benda, hewan, atau orang. “Batu yang bergambar ini harganya fantastis,” kata Maman. Menurut dia, harga batu pancawarna bergambar bisa mencapai Rp 1 miliar. “Harga batu ini tidak standar,” ucapnya.
TIM TEMPO
Berita Menarik: