TEMPO.CO, Kudus - Yayasan Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) menyebutkan buruknya sanitasi di Indonesia memicu terjadinya tindak kekerasan rumah tangga serta pelecehan seksual.
“Ini karena perempuan tidak memiliki akses toilet yang aman dan baik,” ujar Direktur SPEK-HAM Endang Listiani dalam acara Workshop Pemenang Award Kelompok Pemanfaat dan Pengguna (KPP) IPAL Komunal di Hotel Griptha, Kudus, Jawa Tengah, Rabu, 29 Juli 2015.
Perempuan yang hidup di lingkungan dengan sanitasi yang buruk cenderung menjadi korban tindak kekerasan serta pelecehan seksual dibandingkan mereka yang hidup dengan lingkungan sanitasi baik. Sebab, mereka mau tidak mau harus berbagi kamar mandi untuk kegiatan privasi mereka, seperti buang air dan mandi.
“Perempuan yang sehari-harinya menggunakan kamar mandi umum cenderung menjadi korban pelecehan seksual. Lantaran mereka mudah diintai dan pelaku sulit dideteksi karena bisa diakses oleh banyak orang,” kata Eliest, sapaan akrab Endang.
Tak hanya itu, Eliest menyebutkan masalah sanitasi yang buruk juga menjadi pembunuh bagi banyak perempuan. Soalnya, hal tersebut terkait dengan akses air bersih yang sulit didapat. Padahal kebutuhan air bersih sangat penting bagi perempuan. Terutama dalam masa mengandung dan melahirkan.
“Perkembangan anak pun bisa ikut terganggu lantaran dipicu oleh bakteri yang ditimbulkan akibat buruknya sanitasi,” ujar Eliest.
Eliest berharap banyaknya kasus yang merugikan perempuan akibat sanitasi yang buruk membuat kaum hawa lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. “Kami mendorong perempuan untuk aktif bergabung dengan kegiatan lingkungan agar menjadi sadar bahwa berperilaku hidup sehat akan membawa manfaat bagi diri dan keluarganya,” kata dia.
Seorang pengurus KPP Sumur Rejo, Semarang, Muslihatun, mengatakan sejak desanya mengikuti program pembangunan IPAL Komunal pada tahun 2012, banyak manfaat yang didapat warga setempat. Misalnya akses air bersih yang lebih mudah serta berkurangnya penderita demam berdarah dan diare di lingkungannya.
“Saluran air pun jadi lebih bersih dan tidak becek. Gaya hidup masyarakat di tempat saya kini lebih sehat,” ujarnya.
FARAH FUADONA