TEMPO.CO, Jakarta - Virus multi-level marketing atau MLM biasanya lebih mudah menulari ibu rumah tangga yang suka berkumpul, bergabung dalam komunitas, arisan, pengajian, dan lain-lain.
Prinsip bisnis ini adalah memanfaatkan jaringan atau koneksi. Dengan memiliki banyak teman perkumpulan, pelaku bisnis MLM punya lahan jualan. "Kesalahan terjadi ketika orang-orang tanpa pergaulan yang bagus, nekat melakukan MLM,” kata psikolog Anggia Chrisanty.
Di sinilah, menurut dia, masalah seperti ‘teman lama tiba-tiba mengajak bertemu hanya untuk memprospek bermula. Nah, berikut ini kiat dari Anggia agar sukses berbisnis MLM:
1. Menjual, bukan cuma menjual
Kalau tergiur dengan cerita-cerita sukses upline yang sudah mendapat bonus ke luar negeri, mobil, dan lain-lain, selalu ingat bahwa mereka tentunya membekali diri dengan ilmu atau strategi, meluangkan waktu untuk belajar dan menjual, dan punya modal atau minimal menjadi stockist (penyedia barang).
2. Pastikan punya bakat atau passion
Kenali diri sendiri, apakah kita punya keinginan di bidang penjualan atau pemasaran. Kalaupun belum sukses dengan penghasilan dan bonus, setidaknya kita menikmati hari-hari untuk berjualan itu sendiri.
3. Pastikan punya lahan berjualan
Kalau kumpul-kumpul saja malas, bertemu teman seperlunya (selain teman kerja, misalnya), pengajian sesekali, arisan seringnya transfer, reuni sekali setahun, nongkrong dengan ibu-ibu teman sekolah anak pun ogah, ya lahan jualan bisa jadi tidak ada. “Walaupun banyak teman di media sosial, itu soal lain. Berjualan membutuhkan kedekatan, sehingga harus ada hubungan langsung,” ucap Anggia.
4. Semua pekerjaan baik
Selama kita senang menjalaninya, masuk akal, potensial, dan halal, tentu tiada salahnya berbisnis multi-level marketing. Kalau kita tidak menemukan alasan-alasan itu, sebaiknya jangan nekat dan mencari kegiatan lain ketimbang nantinya menyesal.